Sukses


Mahyudin MPR: Pangkalan TNI Perbatasan Efektif Cegah Pelanggaran

Korps militer udara berhasil menunjukan taring di mata Amerika yang notabene negara adikuasa.

Liputan6.com, Jakarta - TNI Angkatan Udara (AU) menghalau pesawat asing dari Amerika Serikat yang melintasi wilayah udara NKRI tanpa izin, Senin 9 November 2015. TNI AU yang mengerahkan jet tempur Sukhoi dari Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanudin Makassar, memaksa turun awak pesawat asing tersebut.  

Reaksi cepat tanggap TNI AU ini menuai pujian dari Wakil Ketua MPR RI Mahyudin. Menurut dia, korps militer udara berhasil menunjukan taring di mata Amerika yang notabene negara adikuasa.

"Kita apresiasi TNI yang sigap menjaga kedaulatan NKRI tanpa melihat mau dari Amerika, mau dari mana. Kalau masuk Indonesia tanpa izin harus diproses secara hukum," ujar Mahyudin di Universitas Dhyana Pura, Badung, Bali, Kamis (12/11/2015).


Oleh karena itu, dia mengaku terusik dengan tidak adanya pangkalan udara TNI AU di kawasan Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dia berharap pemerintah membangun infrastruktur pertahanan di wilayah perbatasan laut maupun udara.

"Kalau melihat pesawat sergapnya yang kemarin itu datang dari Makassar, jadi ke Tarakan itu jauh sekali. Kalau yang datang pesawat sipil kecil begitu kan tidak bahaya. Tapi kalau pesawat yang niatnya jahat, bisa menyerang pesawat TNI kita. Untuk keamanan, saya kira ada baiknya di wilayah Kalimantan Utara dibangun skuadron baru untuk menjaga perbatasan lebih baik," kata Mahyudin.

Politikus Partai Golkar ini menyatakan, dibangunnya pangkalan TNI sebagai simbol kekuatan pertahanan Indonesia di perbatasan, penting. Sebab, kedaulatan negara adalah harga mati. Jika kekuatan di perbatasan lemah, maka serangan-serangan asing serta sindikat kejahatan rentan masuk ke Indonesia.

"Kita tidak bisa berbicara biaya mahal. Namanya daerah perbatasan, rawan kriminal, penyelundupan, human trafficking, narkoba banyak masuk dari perbatasan," tutup Mahyudin. (Ron/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini