Sukses

PDIP Tetap Tunggu Penghitungan Manual

Meski penghitungan cepat sejumlah lembaga riset menunjukkan pasangan SBY-Boediono menang, kubu Mega-Pro tetap menunggu hasil penghitungan manual.

Liputan6.com, Jakarta: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih akan menunggu hasil penghitungan secara manual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait Pemilihan Presiden 2009. Ini bukan berarti partai yang berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya dan mengusung pasangan Megawati Sukarnoputri-Prabowo tidak percaya dengan hasil penghitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga riset.

"Selama proses, data, dan sampelnya benar, itu (quick count) bisa digunakan sebagai referensi," kata Pramono Anung, Sekretaris Jenderal PDIP dalam telewicara di Liputan 6 Petang, Rabu (8/7). Meski demikian, PDIP tetap akan menunggu penghitungan manual karena hal itu diatur dalam Undang-undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Soal pelaksanaan pemilihan hari ini, Pramono mengatakan tidak menemukan ada masalah. Justru kata dia, permasalahan itu ada pada proses-proses sebelumnya. Seperti dalam daftar pemilih tetap atau DPT yang ditemukan 11,2 juta pemilih fiktif. "Dan itu masih ditemukan di berbagai daerah, bahkan di Jakarta," ucap Pramono.

Soal DPT, hal senada juga diakui Anas Urbaningrum. Untuk itu, Ketua DPP Partai Demokrat ini memberikan apresiasi kepada KPU, tim Megawati Sukarnoputri-Prabowo Subianto, serta tim Jusuf Kalla-Wiranto yang menyisir daftar pemilih bermasalah dalam DPT. Pengamat politik Yudi Latief menilai persoalan DPT merupakan pekerjaan rumah. "Kalau inputnya baik, maka hasilnya akan sangat baik," kata Yudi.

Soal pelaksanaan pencontrengan hari ini, Anas menyatakan berlangsung alam, langsung, jujur, bebas, dan rahasia. "Itu sangat tinggi nilainya dalam demokrasi," ujar dia. Hal senada juga dikatakan Pramono, "Apresiasi kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah menggunakan hak pilihnya.

Terkait keputusan Mahkamah Konstitusi yang memperbolehkan penggunakan kartu tanda penduduk dan paspor bagi pemilih yang tidak masuk dalam DPT, Yudi Latief melihat tidak berimplikasi besar terhadap penambahan jumlah pemilih. Berdasarkan hasil penghitungan cepat yang dilakukan Cirus, tingkat partisipasi pemilih hanya 70 persen. "Ini kemungkinan belum tentu ada orang yang heroik membawa KTP atau kartu keluarga," ucap Yudi. "Jadi DPT tetap menjadi basis dari pemilihan ini."

Sementara, Andrinof Chaniago menyatakan, "Namun yang penting, negara dalam hal ini Mahkamah Konstitusi, sudah memberikan hak warga negara untuk memilih tidak terhalangi," kata direktus eksekutif Cirus itu. "Kalau tidak ada keputusan Mahkamah Konstitusi, maka akan berkembang prasangka-prasangka."

Hasil penghitungan cepat Cirus yang bekerja sama dengan SCTV, dari suara masuk sebanyak 99,95 persen dari sampel yang diambil di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS), pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono meraih 60,2 persen suara. Disusul pasangan Mega-Pro dengan perolehan 27,49 persen suara. Urutan terakhir diisi pasangan JK-Win yang meraih 12,31 persen suara. Hasil tak jauh berbeda juga didapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan SBY-Boediono dapat 60,85 persen, Mega-Prabowo 26,56 persen, dan JK-Win 12,59 persen [baca: SBY Menang Telak Versi Hitung Cepat].(BOG/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.