Sukses

Luhut: Kunjungan Jokowi ke AS Lama Direncanakan, Tak Ada Makelar

Menko Polhukam Luhut Pandjaitan pernah ditugaskan ke AS untuk menyiapkan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Pandjaitan membantah tudingan yang menyebut, kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Amerika Serikat diduga menggunakan jasa broker atau makelar Singapura.

Luhut yang ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri menyebut, tuduhan yang ditulis oleh Michael Buehler dalam artikel 'Waiting in the White House Lobby' tak berdasar.

"Ah nggak ada lah. Bangsa ini bangsa besar, nggak ada makelar. Kamu mau dengar-dengarin itu, mentang-mentang dia gelar doktor. Jangan kau rendahkan bangsamu ini," ucap Luhut di Jakarta, Senin (9/11/2015).

Sama seperti yang diucapkan Menlu Retno sebelumnya, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menyebut, kedatangan Jokowi ke AS atas permintaan resmi Presiden Barack Obama.  

Obama pun, kata Luhut, sampai menyampaikan surat resmi untuk meminta Jokowi datang ke Negeri Paman Sam. "Kita kemarin jelas kunjungan resmi. Itu undangan Pemerintah Amerika," tutur Luhut.

Luhut menambahkan, lawatan kenegaraan Jokowi ke AS memang sudah direncanakan sejak dulu. Bahkan saat dia masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Luhut pernah ditugaskan ke AS untuk menyiapkan kunjungan kenegaraan ini.

"Saya menyampaikan surat pribadi Presiden ke Presiden Obama untuk menjawab permintaan Presiden Obama, untuk Presiden Jokowi berkunjung ke AS," jelas Luhut.

Pada Minggu 8 November lalu, Menlu Retno juga membantah keras tuduhan dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London tersebut. Mantan Dubes RI untuk Belanda ini menyebut, isu ini mengada-ada.

"Isu yang diangkat sangat tidak akurat, tidak berdasar dan sebagian mendekati ke arah fiktif," kata Menlu Retno.

Menlu Retno pun menegaskan, Pemerintah RI tidak menggunakan jasa pelobi dalam mengatur dan mempersiapan kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat.

"Kementerian Luar Negeri juga tidak pernah mengeluarkan anggaran Kementerian untuk jasa pelobi. Meskipun dirinya memahami bahwa penggunaan jasa pelobi merupakan bagian nyata dari dunia politik di Amerika Serikat," tegas Retno.

Perempuan kelahiran Semarang ini menyesalkan tuduhan yang tidak berdasar tersebut. "Kemlu menyesalkan bahwa seorang akademisi yang terhormat dapat menyampaikan suatu pernyataan yang tidak benar," tutup Menlu Retno. (Dms/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.