Sukses

Situs Purbakala di Semarang Diperkirakan Peninggalan Mataram Kuno

Ada beberapa persamaan arca pada situs Duduhan dan Tempel antara lain adanya Yoni dan Nandi.

Liputan6.com, Semarang - Situs purbakala yang ditemukan di peternakan Desa Tempel, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, diperkirakan sudah ada sejak era kerajaan Mataram Kuno. Situs itu berdekatan dengan reruntuhan candi di Desa Duduhan, Kecamatan Mijen. Bentuk-bentuk arca di 2 tempat tersebut sama.

Berdasarkan analisis Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) yang meneliti di situs Desa Duduhan, diperkirakan situs yang berada di tengah kebun milik warga bernama Sutopo itu dibangun sekitar abad 8 sampai abad 10 atau masa kerajaan Mataram Kuno. Karenanya, Kasi Pengkajian dan Pelestarian Museum Ronggowarsito Semarang Budi Santosa menyebutkan, kemungkinan itu.

Budi mengaku belum pernah melihat langsung situs yang berada di kawasan peternakan 'Tlogo Sari' itu. Namun setelah melihat foto-foto situs dan mengetahui lokasinya masih 1 Kecamatan dengan situs Desa Duduhan, bisa diambil kesimpulan sementara, jika keduanya saling berkaitan.

"Yang di peternakan itu zamannya diperkirakan sama dengan yang Duduhan. Sekitar abad 7 sampai 9," kata Budi di Semarang, Jumat (6/11/2015).

Beberapa persamaan arca pada situs Duduhan dan Tempel antara lain adanya Yoni dan Nandi. Yoni dan Nandi dari situs Duduhan ternyata digunakan warga untuk hiasan di pinggir jalan tepatnya di depan warung mi ayam.

Sedangkan di situs Tempel, 2 arca itu masih berada di lokasi dan bentuk masih lebih baik dari yang berada di Duduhan.

"Ya betul ini Nandi ini Yoni. Lokasinya juga tidak jauh. Orang zaman dulu kan kalau cuma 1 km, 2 km masih dekat," kata Budi.

Persiapan upacara Tawur Agung Kesanga di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Selain Yoni dan Nandi, ada juga Kemuncak atau bagian atas candi di situs Tempel yang menunjukkan situs tersebut dari kerajaan Hindu. Kemuncak itu sama seperti yang ada pada puncak Candi Prambanan.

"Ini ada Kemuncak, ini sama dengan yang di Candi Prambanan," kata Budi sambil membandingan Kemuncak di foto situs Tempel dan poster Candi Prambanan.

Menurut Budi, perjalanan kerajaan Hindu di Jawa terutama Jawa Tengah dimulai dari kawasan Kabupaten Batang dan sekitarnya termasuk Pekalongan. Dari Pantura menuju ke Selatan arah Dieng yang tentu saja melewati daerah Mijen. Penyebaran kerajaan Hindu sampai juga ke Bergas Kabupaten Semarang, Temanggung, bahkan di sisi Barat Jawa Tengah yaitu Banyumas.

Penyebaran kerajaan Hindu terus berlanjut hingga ke Prambanan lalu ke Timur masuk wilayah Jawa Timur, Bali, hingga Lombok. Pergeseran itu juga dipengaruhi berdirinya kerajaan Islam dan meletusnya gunung Merapi di Jawa Tengah.

"Ada situs Liyangan di Temanggung, turun ke Magelang sampai Prambanan. Kemudian Gunung Merapi meletus dan kerajaan Islam mulai masuk. Kerajaan Hindu bergeser ke Jatim, Tengger, Bali, Lombok," kata Budi.

Budi menuturkan, dengan adanya sejarah perjalanan kerajaan Hindu tersebut dan kesamaan dengan situs lainnya, bisa disimpulkan sementara, jika situs Tempel berasal pada jaman Kerajaan Mataram Kuno. Meski demikian belum ada penelitian khusus terhadap situs itu. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.