Sukses

Sandera 4 Turis Asing, Kelompok Abu Sayyaf Minta Tebusan

Jika tuntutan tidak diberikan, mereka akan dibunuh.

Liputan6.com, Manila - Kabar terbaru datang dari sandera 2 warga negara Kanada, 1 Norwegia dan Filipina. Namun, bukan kabar baik. Keempat orang yang diculik dan disandera pada 21 September di Resor Oceanview, Pulau Samal, yang berada di pantai selatan Pulau Mindanao, oleh kelompok militan itu belum dibebaskan juga.

Pada pertengahan Oktober lalu beredar video yang meminta pemerintah Filipina untuk menghentikan operasi militernya di Selatan dan tindakan lain yang memberi dampak bagi penduduk Mindanao.

Sampai saat itu, mereka tidak mendeklarasikan siapa pria-pria di balik topeng itu. Hanya bendera ISIS yang berkibar di belakang mereka.

Namun, pada Selasa 3 November 2015, sebuah video terbaru dipublikasikan secara online. Dalam rekaman itu, keempat sandera duduk di bawah ancaman golok di leher dan salah satu sandera menyebut siapa kelompok itu.

"Kami diminta tebusan satu juta peso untuk satu orang," kata salah satu sandera WN Kanada John Ridsel, seperti dikutip dari The National Post, Selasa 3 November 2015. "Saya minta kepada PM Kanada dan rakyat Kanada, tolong bayar tebusan kami atau hidup kami dalam keadaan bahaya," tambah Ridsel lagi. 1 juta Peso kurang lebih Rp 288 juta. 

The National Post mendapatkan salinan rekaman dan foto-foto dari situs anti-terorisme SITE Intelligence.

Salah satu sandera WN Kanada, Robert Hall, mengiba dengan mengatakan hal yang sama sambil menyebut siapa penculik mereka.

"Saya warga negara Kanada. Saya telah disandera oleh kelompok Abu Sayyaf yang meminta uang tebusan 1 juta peso," ujar Hall yang berkata dengan golok di lehernya. "Orang-orang ini serius dan berbahaya. Tolong jangan anggap enteng, bantu kami keluar dari sini," pinta Hall lagi. 

Rekaman 90 detik ditutup dengan ucapan salah seorang pria bertopeng dengan nada ancaman.

"Jika permintaan kami tidak dipenuhi, mereka akan dibunuh oleh Abu Sayyaf," tantang pria itu dengan bendera ISIS sebagai latar belakangnya.

Namun, Profesor Zachary Abuza dari National War College mengatakan belum ada bukti bahwa Abu Sayyaf berafiliasi dengan ISIS. Mereka hanya 'meminjam' atribut militan Suriah itu.

"Abu Sayyaf itu murni gengster. Tidak ada hubungannya dengan kelompok militan ISIS. Mereka pasang bendera itu demi dapat perhatian internasional saja," kata Abuza.

Abuza percaya bahwa mereka mengikuti gaya dan cara ISIS.

Penyanderaan itu adalah salah satu pekerjaan rumah terbesar Perdana Menteri yang baru Justin Trudeau. Tidak ada deadline yang diberikan dalam rekaman itu. (Rie/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini