Sukses

Debu Anak Gunung Rinjani Tunda Deportasi Bos Gangster India

Rencananya, Kumar Mohan sang buronan Interpol asal India itu akan dideportasi pada Rabu pagi ini.

Liputan6.com, Denpasar - Deportasi terhadap Rajendra Nikalje alias Chota Rajan alias Kumar Mohan (56), buronan Interpol yang terlibat dalam kasus setidaknya 25 pembunuhan dan pengeboman di negaranya tertunda, Selasa 3 November 2015 malam.

Awalnya, Kumar Mohan akan dijemput dengan pesawat khusus yang didatangkan dari India. Namun, debu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari, membuat Bandara I Gusti Ngurah Rai menutup total seluruh penerbangannya dari pukul 19.30 Wita hingga 23.30 Wita. Artinya Kumar Mohan batal dideportasi pada Selasa malam.

"Kemungkinan memang diundur karena efek Gunung Rinjani itu dia (Kumar Mohan) akan dideportasi besok pagi," ucap Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Yosep HA Renung Widodo saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 3 November 2015 malam.

Yosep mengaku belum mengetahui jadwal pastinya Kumar Mohan akan dideportasi. "Karena efek debu (anak gunung) Rinjani itu, sepertinya akan diundur besok pagi (Rabu 4 November 2015). Kita akan koordinasikan dengan Polda Bali," pungkas Yosep.

Bos Gangster

Chhota Rajan alias Kumar Mohan merupakan penjahat yang memulai kariernya dari bawah. Awalnya, dia terlibat kejahatan kelas teri seperti pencurian. Lambat laun, dia bergabung dengan geng pimpinan Bada Rajan, mafia paling ditakuti di India era 1980-an.

Setelah kematian Bada, Chhota menggantikan takhta kepemimpinan bosnya. Dia memulai aksinya pada 1993 dengan menyuruh pembantunya Dawood Ibrahim melakukan pengeboman paling mematikan di India. Insiden itu menewaskan 250 orang dan melukai lebih dari 700 orang di Mumbai.

Usai insiden itu, Chotta bersama Dawood kemudian pecah kongsi. Dawood juga menginginkan kekuasaan. Akibat perpecahan ini, Dawood menyewa penembak jitu menghabisi nyawa Chhota. Tahu dirinya menjadi target pembunuhan, Chhota melarikan diri ke Bangkok, Newcastle, dan Australia. (Ans/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.