Sukses

Mesir Bantah Klaim ISIS Tembak Pesawat Rusia

Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov juga mengatakan pada kantor berita Interfax bahwa laporan seperti itu tak bisa dianggap serius.

Liputan6.com, Kairo - Penyelidikan tentang penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Sinai, Mesir yang menewaskan 224 orang tengah berlangsung. Sedangkan di Sinai, lokasi aktifnya kelompok jihad, kelompok militan yang terkait dengan ISIS mengklaim di media sosial bahwa mereka yang menembak jatuh pesawat KGL9268.

Namun, Perdana Menteri Mesir Sharif Ismail membantah klaim yang menyatakan kelompok militan ISIS bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat milik maskapai Kogalymavia itu. Dia menyatakan kendala teknis menjadi kemungkinan terbesar penyebab kecelakaan tersebut.

"Para pakar sudah menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena ketinggian pesawat saat terbang," ujar dia seperti dikutip BBC, Minggu (1/11/2015).

Sedangkan Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov juga mengatakan pada kantor berita Interfax bahwa laporan seperti itu tak bisa dianggap serius. "Belum ada bukti yang mengindikasikan bahwa pesawat jadi sasaran," kata dia.

Meski begitu, maskapai Jerman Lufthansa akan menghindari terbang di atas semenanjung Sinai. "Sepanjang penyebab kecelakaan hari ini belum diketahui," jelas maskapai itu.

Pada Sabtu malam, Air France-KLM dan Emirates pun mengatakan mereka akan mengikuti langkah tersebut.

Kementerian penerbangan sipil Mesir menyatakan pesawat berada dalam ketinggian 9.450 meter saat hilang. Menurut pengamat keamanan, pesawat dalam ketinggian tersebut sudah berada di luar jangkauan roket Manpad yang dimiliki kebanyakan militan di Sinai.

Kondisi Pesawat

Sementara di Rusia, istri dari kopilot pesawat menyampaikan bahwa suaminya pernah mengeluh tentang kondisi pesawat. Pada stasiun televisi pemerintah NTV, Natalya Trukhacheva mengatakan anak perempuan mereka menelepon Sergei Trukachev sebelum pesawat meninggalkan Sharm el-Sheikh.

"Dia mengeluhkan kondisi teknis pesawat yang sangat tidak memadai," jelas dia.

Namun, Menteri Transportasi Mesir Hossam Kamal mengatakan tidak ada tanda-tanda masalah pada pesawat. Dia membantah laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa pilot meminta izin untuk melakukan pendaratan darurat.

Sedangkan juru bicara Kogalymavia Oksana Golovin berkeras bahwa pesawat berusia 18 tahun itu 100% sangat layak terbang dan menambahkan bahwa pilotnya punya pengalaman 12 ribu jam terbang.

Airbus A-321 milik maskapai Kogalymavia jatuh pada Sabtu 31 Oktober 2015 sesaat setelah meninggalkan resor Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg, Rusia. Kotak hitam pesawat yang membawa 224 penumpang ini sudah ditemukan dan dikirim untuk dianalisis. (Ado/Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini