Sukses

Total 24 Orang Meninggal Dunia Akibat Kebakaran Hutan

Menurut Sutopo, korban meninggal dunia saat memadamkan api dan ada pula karena menghirup asap.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak kunjung usai telah merenggut korban jiwa. Korban tewas akibat karhutla sejak Juli hingga Oktober 2015 mencapai 24 orang.

Seperti dikutip dalam twitter Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP), Sutopo Purwo Nugroho di @Sutopo_BNPB korban tewas itu terjadi di beberapa wilayah, yaitu di Sumatera dan Kalimantan sebanyak 12 orang dan Gunung Lawu sebanyak 8 orang.

Kemudian, terakhir 4 orang tewas saat memadamkan api di Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

"4 orang tewas saat padamkan karhutla hutan Pinus di Petak 49 Desa Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo Provinsi Jatim 29-10-2015, 12.00 WIB," cuit Sutopo.

Beberapa waktu lalu, Sutopo mengatakan, korban yang meninggal dunia di Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak langsung adalah korban yang meninggal saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit lalu adanya asap memperparah sakitnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kronologi Korban Tewas

Sementara, 4 orang yang meninggal dunia saat memadamkan api di hutan pinus milik Perhutani di Petak 49 Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Kebakaran terjadi sejak pagi Kamis pagi pukul 10.00 WIB. Seperti dilaporkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Kebakaran menyebabkan 4 orang meninggal dunia akibat terbakar," tulis Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Dia bercerita, kebakaran tersebut terjadi sejak pukul 10.00 WIB. Lalu pukul 11.00 WIB, mandor Perhutani, yakni Suyitno (43) mencoba memadamkan api bersama masyarakat. Pada pukul 12.00 WIB, api mulai membesar.

"Sekitar pukul 12.00 WIB pada saat sedang melaksanakan pemadaman tiba-tiba terjadi angin kencang dan mengakibatkan api membesar. Melihat hal tersebut masyarakat panik dan menyelamatkan diri," kata dia.

Lalu pukul 13.15 WIB, sebanyak 4 orang yang terlibat dalam pemadaman api tak diketahui keberadaannya. Termasuk mandor Suyitno. Masyarakat lalu mencari keempat orang tersebut.

"Pukul 14.00 WIB, 4 orang yang dicari ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat terbakar. Kemungkinan korban pingsan saat menghirup asap pekat kemudian terbakar," tandas Sutopo. (Nil/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.