Sukses

Di Brookings, Jokowi Bicara Islam Indonesia yang Moderat

Jokowi juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk membangun poros maritim serta kesadaran Indonesia akan arti penting Samudera Hindia.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Jokowi menyampaikan Policy Speech di Brookings Institution, sebuah kelompok pemikir di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Selasa 27 Oktober 2015 pagi waktu setempat. Di sana, dia menyampaikan pokok-pokok masalah di Indonesia.

Pria bernama lengkap Joko Widodo itu menekankan pada beberapa masalah utama. Di antaranya masalah kondisi ekonomi global, demokrasi, lingkungan hidup, isu-isu regional dan internasional, serta ekonomi digital dan ekonomi kreatif.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah yang dipercaya dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang ada saat ini.

"Langkah-langkah itu antara lain dengan membangun infrastruktur, menciptakan iklim kemudahan berusaha di Indonesia, serta mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi yang dapat menjadi landasan bagi reformasi ekonomi Indonesia," kata Jokowi seperti dikutip dari Antaranews, Rabu (28/10/2015).


Di depan forum tersebut, Presiden juga menyampaikan Indonesia memiliki aset yang besar, yakni Islam dan demokrasi. Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat sangat toleran.

Untuk itu, kata Jokowi, Indonesia menawarkan model Islam yang tidak hanya kompatibel dengan demokrasi melainkan juga modernitas.

Membangun Poros Maritim

Untuk masalah kawasan, Presiden Jokowi menyingung masalah Laut Tiongkok Selatan, arti penting Samudera Hindia, serta keinginan untuk membangun poros maritim, di samping juga masalah penguatan ASEAN dan kerja samanya dengan kawasan lain.

Khusus mengenai masalah Laut Tiongkok Selatan, Presiden menyatakan masalah ini harus segera diselesaikan dengan mekanisme UNCLOS.

Jokowi juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk membangun poros maritim serta kesadaran Indonesia akan arti penting Samudera Hindia.

"Indonesia akan mengadakan IORA yang diharapkan dapat menghasilkan Kesepakatan IORA atau IORA Concord," jelas dia.

Pada bagian akhir pidatonya, Presiden Jokowi memaparkan potensi ekonomi digital di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia, khususnya kalangan anak muda, yang memiliki akun sosial media seperti facebook dan twitter cukup besar dan merupakan potensi bagi pengembangan ekonomi digital dan kreatif.

Sebagai penutup, Presiden menyampaikan rasa optimis bahwa Indonesia tengah mengalami perubahan yang cepat. Ia menekankan bahwa Indonesia bukan negara yang hanya melihat ke dalam.

Untuk itu, dia juga berharap, hubungan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral dan regional akan semakin kuat.

"Kebijakan luar negeri Indonesia adalah cerminan dari kepentingan nasional dan tanggung jawab internasional," pungkas Jokowi. (Mvi/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini