Sukses

25-10-1944: Pertempuran Maritim Terbesar Sepanjang Sejarah Perang

Pertempuran itu melibatkan pihak sekutu dan jerman serta jepang dalam kurun waktu 1937-1945.

Liputan6.com, Jakarta - Perang Dunia II merupakan konflik paling mematikan sepanjang umat manusia dengan jumlah korban yang mencapai 70 juta jiwa. Berbagai pertempuran terjadi antara pihak Sekutu yang didominasi Amerika Serikat dan Poros yang didominasi Jerman dan Jepang dalam kurun waktu 1937-1945.

Dikutip dari history.com, dari sekian baku tembak dan adu jotos, ada satu pertempuran yang paling dahsyat sepanjang sejarah perang. Yakni yang terjadi di Teluk Leyte, Filipina, pada 25 Oktober 1944, antara pihak Sekutu di bawah komando Amerika Serikat dan Poros yang ketika itu dikendalikan Jepang.

Pertempuran ini berawal ketika Sekutu hendak menginvasi Filipina yang dimulai dari pendararan di Pulau Leyte. Sementara itu, Jepang juga berniat menginvasi Filipina. Pasukan Negeri Sakura datang bersamaan dengan armada Sekutu yang juga baru saja tiba di Leyte.

Sejak itu, kedua pihak bertempur. Jepang mulai mengerahkan pasukannya untuk menggempur Sekutu. Sekutu juga tak mau kalah dan langsung menghadang Jepang. 

Secara lokasi, posisi Jepang sangat strategis lantaran posisi Leyte yang dekat dengan Kepulauan Negeri Matahari Terbit tersebut. Dibanding Sekutu yang markasnya cukup jauh. Jepang dianggap di atas angin dengan perbekalan senjata dan bahan bakar yang memadai, juga pilot tempur yang siap beraksi. Di bawah komando Laksamana Kurita Takeo, Jepang pun mengerahkan strategi dengan masuk Leyte dari sisi lain.

Tapi hal itu tak membuat pasukan Sekutu gentar. Dengan bantuan armada udara dan kapal selam, Sekutu berhasil menghadang segala serangan dari Jepang, dan menyerang balik negara Asia Timur tersebut.

Hingga pada akhirnya, kekuatan armada udara Sekutu di bawah komando Laksamana William F. Halsey itu berhasil memukul mundur pasukan Jepang.

Akibat perang ini, Jepang mengalami banyak kerugian. 4 kapal induk, 3 kapal perang, 6 kapal penjelajah berat dan 4 kapal penjelajah ringan milik Jepang hancur. Diperkirakan, sekitar 10 ribu anggota armada Jepang tewas. Sementara, pihak Sekutu hanya mengalami kerugian berupa kerusakan 2 kapal induk pengawal dan 3 kapal induk penghancur.

Meski dianggap kalah, Jepang dinilai berhasil menunjukkan kekuatannya saat itu hingga membuat Sekutu ketar-ketir. Akhir pertempuran ini berbuntut pada menyerahnya Jepang pada sekutu setahun kemudian, tahun 1945, yang juga berdampak baik pada Indonesia yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945.

Sejarah lain mencatat pada 25 Oktober 1945, sekutu mendaratkan 6.000 pasukan dari Divisi 23 yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya untuk melucuti tentara Jepang.

Pada tanggal yang sama tahun 2010, terjadi gempa bumi di Kepulauan Mentawai yang memicu gelombang tsunami hingga mengakibatkan ratusan warga di pantai Kabupaten Kepulauan Mentawai tewas dan ratusan warga lainnya dinyatakan hilang. (Ali/Vra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.