Sukses

2 Kapal Perang TNI Bergerak ke Banjarmasin Evakuasi Korban Asap

Kedua kapal perang milik TNI AL yang diperbantukan untuk korban kabut asap itu yakni KRI Banda Aceh (BAC) dan KRI Teluk Jakarta (TJA).

Liputan6.com, Jakarta - TNI Angkatan Laut (AL) akan mengoperasikan 2 kapal perang RI (KRI) untuk membantu evakuasi para korban darurat kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan malam ini. Seperti disampaikan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Ade Supandi.

Ade mengatakan, 2 kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) itu akan bergerak menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kedua KRI tersebut, yakni KRI Banda Aceh (BAC) dan KRI Teluk Jakarta (TJA). KRI BAC diberangkatkan dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara. Dan KRI TJA berangkat dari pangkalan laut Armada Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Jawa Timur.

"2 KRI yakni KRI Banda Aceh dan KRI Teluk Jakarta. Berangkat dari Kolinlamil dan Surabaya," ujar Ade usai Rapat Koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta, Jumat (23/10/2015).

2 Kapal Perang Lainnya

Dia menuturkan, jajarannya memiliki ‎4 kapal jenis LPD. Nantinya, jika memang kebutuhan penampungan meningkat, maka 2 KRI jenis LPD lainnya, yakni KRI Makassar dan KRI Banjarmasin juga akan dioperasikan.

"Kita punya LPD 4 unit. Bisa dioperasikan semua‎. Kalau kurang kita tambahkan yang 2 LPD lainnya. Kalau masih kurang lagi, kita juga masih KRI jenis Landing Ship Tank (LST)," ucap Ade.

Selain itu, lanjut dia, KRI Drs Soeharso juga sudah siap diperbantukkan untuk membantu penanganan evakuasi ini. Mengingat, KRI itu memang kapal yang dikhususkan untuk perawatan dan penanganan korban kabut asap layaknya di rumah sakit.

"Tentu juga Panglima TNI sudah siapkan KRI‎ Soeharso beserta tim dokternya lengkap. Terutama bantu penanganan korban ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)," tutur Ade.

Namun dia mengaku tak mengetahui pasti berapa lama kapal dari TNI AL itu diperbantukan. Tergantung kondisi dan situasi di lapangan‎.

"Berapa lamanya paling tidak tergantung cuaca. Kalau turun hujan, dan udara kembali bersih‎. Baru mereka kita kembalikan ke darat," ucap dia.

"Yang namanya bantu soal kemanusiaan itu pada dasarnya tidak ada batasan waktu. Tapi paling tidak sampai kondisi asap sudah membaik," tandas Ade. (Ndy/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.