Sukses

Ritual 1 Suro, Rela Datang Dari Kalteng Demi Air Jamasan

Air bekas cucian benda pusaka atau air jamasan itu dipercaya sebagain orang memiliki berkah dan mampu mengubah nasib buruk seseorang.

Liputan6.com, Solo - Setiap malam 1 Suro di Pendopo Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, dilakukan ritual memandikan (mencuci) pusaka milik Pura Mangkunegaran. Air bekas cucian benda pusaka atau air jamasan itulah yang diperebutkan ratusan warga yang hadir dalam peringatan itu.  

Di antaranya, Sri Sumarsih yang jauh-jauh datang dari Turonamis, Kalimantan Tengah. Sri tampak antusias di tengah riuh desakan ratusan warga yang berebut air jamasan pada peringatan malam Tahun Baru Islam, di mana dalam penanggalan Jawa dikenal dengang Malam 1 Suro.

Sambil melindungi tubuh sang cucu Ayu Pratiwi (2) yang berada di gendongannya dengan kain jarik yang tampak sudah lusuh, Sri terus berusaha menerobos arus ratusan warga yang turut serta berebut air bekas cucian pusaka itu.

Air itu nantinya akan digunakan untuk memandikan Ayu yang sakit-sakitan sejak usianya menginjak 9 bulan. Sri percaya bahwa air jamasan itu diberkahi Sang Pencipta dan mampu menyembuhkan cucunya dari penyakitnya.

"(Ayu) sakit-sakitan sejak umur 9 bulan. Dokter-dokter di sana (Kalimantan) bilangnya penyakitnya macam-macam. Ada yang diare, katanya waktu di perut (kandungan) kelilit tali pusar, kejepit usus, kurang gizi. Ya pokoknya enggak jelas," ujar Sri kepada Liputan6.com di pelataran Pura Mangkunegaran, Solo, Selasa (13/10/2015).

Sri pun puas, karena ia berhasil mendapat 2 botol 'air berkah' itu. Tak berapa lama kemudian, ia langsung memandikan Ayu dengan air itu dari ujung rambut hingga ujung kaki sambil berdoa.

"Alhamdulillah, dapat 2 botol. Semoga Ayu cepat sembuh," ujar perempuan 43 tahun itu.

Setelah dimandikan, Sri segera mengusapkan minyak telon serta bedak bayi di tubuh cucu keduanya itu. Semua sudah ia persiapkan demi kesembuhan Ayu.

Sri mengatakan setiap tahun ia memang rutin mengikuti kirab Malam 1 Suro untuk meminta air jamasan. Tak peduli ongkos jarak jauh yang harus ia tempuh, ia yakin air tersebut mampu mengubah hidup keluarganya menjadi lebih baik.

Menurut Sri, 'keampuhan' dari air jamasan itu sudah ia buktikan. Dulu, katanya, untuk mendapatkan Ayu, anak perempuanya harus lama menunggu. Namun, setelah minum air ini dan mengusapkan air ini di perutnya, baru dia mengandung Ayu.

"Saya percaya air ini diberkahi Allah melalui doa orang-orang pilihannya dan bisa mengubah nasib buruk seseorang," pungkas Sri.

Sebelum dilakukan pencucian, pusaka berbentuk tombak dan Joli --sebuah rumah-rumahan kecil berisi pakaian milik Mangkunagoro I-- dibawa dengan cara dikirabkan atau semacam pawai yang mengelilingi Pura Mangkunegaran dengan ikuti para kerabat Mangkunegaran.

Bersamaan dengan itu, sejumlah abdi dalem menyebarkan bungkusan nasi kepada ribuan orang yang mengikuti ritual tersebut.

Mereka yang hadir saling berebutan pembagian nasi itu, karena diyakini siapa saja yang mendapatkan bungkusan nasi tersebut akan mendapatkan banyak berkah dan diberi kemurahan rezeki. (Dms/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini