Sukses

Sigi Investigasi: Sengatan Minyak Urut Berbahaya

Minyak urut tradisional adalah salah satu ramuan yang populer digunakan.

Liputan6.com, Jakarta - Cara-cara tradisional seringkali digunakan untuk menjaga kesehatan. Ramuan-ramuan yang berbasis natural menjadi favorit di kalangan masyarakat.

Minyak urut tradisional adalah salah satu ramuan yang populer digunakan. Namun keinginan mendapat profit lebih besar membuat sejumlah orang berbuat curang. Salah satunya muncul produk minyak palsu berlabel getah ajaib yang diduga diracik dengan bahan kimia berbahaya.

Dengan berolahraga, hasil yang diharapkan adalah sehat tentunya. Tetapi tanpa disadari risiko cedera saat berolahraga sangat mungkin terjadi seperti memar, keseleo, hingga yang paling fatal yaitu patah tulang. Salah satu cara tradisional untuk memperbaiki masalah ini yaitu pijat.

Hal itu ternyata menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Jasa terapi urut bermunculan karena menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang relatif populer.

Ramainya jasa pijat urut ini ternyata dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk berbuat curang. Berita miring merebak di masyarakat. Ada minyak urut yang tak lazim alias menyimpang dan kabarnya menggunakan bahan kimia berbahaya.

Dan yang lebih parahnya, diduga sudah memakan korban. Salah seorang konsumen yang menggunakan minyak urut berbahan menyimpang ini Tim Sigi Investigasi SCTV mendapati tubuhnya mengalami iritasi kulit setelah menggunakan minyak urut itu.

Kabar miring ini kemudian diitindaklanjuti. Penelusuran tim Sigi diarahkan ke sebuah daerah di pinggiran Ibukota. Infonya, tempat ini adalah sentra pembuatan minyak urut yang agak menyimpang dan cenderung berbahaya.

Sebuah rumah yang diduga memproduksi minyak urut berbahaya kami sambangi. Beberapa orang terlihat sedang memproduksi sesuatu.

Pindah ke sebuah lokasi keramaian di kawasan yang berbeda, ada yang menarik perhatian. Pedagang minyak urut keliling sedang menawarkan jasa urut beserta minyaknya.

Kami pun harus mencari momen yang tepat untuk dapat mendekati penjual ini Kami datang di lain kesempatan guna mencari tahu minyak urut yang dijualnya apakah minyak urut KW atau orisinal.

Setelah bernegosiasi, sang penjual pun janji jika kami bisa melihat proses pembuatan minyak urut terapi yang ternyata KW alias palsu itu.

Dan kini, tibalah saatnya kami menengok aksi peracik minyak urut palsu. Ternyata orang ini mengaku sebagai pakar pembuat minyak terapi yang dikenal dengan sebutan getah ajaib. 

Kami diajak berbelanja bahan baku pembuatannya. Awalnya kami pergi menuju ke sebuah toko material bangunan. Lalu, si peracik dan partnernya mengarah ke sebuah rumah yang menjual berbagai keperluan pembuatan minyak urut KW ini. Mulai dari botol kemasan, segel, pewarna, serta beberapa bahan lainnya.

Praktik pembuatan dimulai. Yang mencengangkan, bahan baku dasarnya adalah bahan kimia perontok cat atau yang biasa disebut soda api.

Menghilangkan bau soda api yang khas, si peracik bereksperimen dengan campuran deterjen lalu pewarna agar konsumen tidak curiga dan bersugesti ini adalah obat. Minyak gosok dituang agar wanginya serupa dengan obat. Mencampur semuanya merupakan cara yang licik.

Peracik lalu mengemasnya ke dalam botol dan memberi segel seolah-olah ini adalah minyak urut asli. Si peracik minyak urut juga mengajak kami ke tempat pembuatan merek palsu.

Melabeli produk dengan campuran racikan bahan kimia berbahaya dengan maksud agar laku di pasaran. Tiba waktu jual dan mengedarkan barang berbahaya ini. Biasanya pelaku beroperasi di tempat yang ramai sehingga dengan mudah menjerat konsumennya. Inilah trik mendekati calon korban.

Peredaran obat tradisional dengan bahan kimia berbahaya ini tentu sangat meresahkan masyarakat . Langkah tegas harus diambil kementerian terkait untuk menghentikan produksi dan penjualan minyak urut palsu ini agar konsumen tak lagi dirugikan.

Penasaran ingin tahu bagaimana pembuatan minyat urut abal-abal ini? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Sabtu (10/10/2015), di bawah ini. (Vra/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini