Sukses

Dapat Gaji, Sejumlah Warga Afghanistan Bergabung dengan Taliban

Taliban menawarkan imbalan lebih banyak ketimbang yang ditawarkan tentara nasional.

Liputan6.com, Kabul - Afghanistan sempat mengalami masa-masa kejayaan usai pasukan koalisi memukul mundur Taliban. Kabul dibangun lagi. Pebisnis dan investor menggelontorkan jutaan dolar untuk membangun negeri itu.

Namun, pada Agustus lalu, Taliban berhasil merebut kembali kota utara Kunduz. Kabul pun kembali membara. Pasukan militer asing diturunkan di ibukota itu. Serta merta para investor dan pebisnis angkat kaki. Perekonomian Afghanistan pun terjun bebas.

Ketika rakyat sengsara, kelompok militan Taliban justru gembira. Rakyat rela berpaling ke Taliban demi makanan di meja mereka.

Seorang warga yang baru saja direkrut oleh Taliban. Satu-satunya alasan ia mau bergabung dengan kelompok militan tersebut adalah karena tak dapat membeli makanan.

"Aku ingin bergabung dengan mereka karena tidak ada pekerjaan dan masalah ekonomi," ucap warga yang enggan diungkap identitasnya tersebut kepada CNN, Jumat (9/10/2015).

Warga lain memamerkan ijazah SMA-nya mengatakan bahwa meski mengenyam bangku kuliah, ia tetap saja tak mendapatkan pekerjaan. Menurutnya, Taliban menawarkan imbalan lebih banyak ketimbang yang ditawarkan tentara nasional.

"Aku tak perlu mengerti pemikiran mereka. Satu-satunya alasanku untuk bergabung dengan mereka adalah masalah ekonomi dan pengangguran," ucapnya.

Seorang veteran tentara meyakinkan kedua warga tersebut untuk bergabung ternyata mengalami nasib serupa. Ia pernah bekerja di salah satu perusahaan asing yang mengeluarkannya setelah kontrak habis.

"Aku menghabiskan semua tabungan untuk menghidupi keluargaku dan tidak memiliki sumber pendapatan lain, jadi aku memilih bergabung dengan mereka (Taliban)," tuturnya.

Sebenarnya, kehidupan di Kabul berangsur membaik. Pertokoan kembali dibuka dan lampu terang benderang di sekitar kota.

Namun, mereka tak lantas dapat bernapas lega. Jatuhnya Kota Kunduz ke tangan Taliban menggemparkan Afghanistan membuat masyarakat di Kabul mempertanyakan nasib mereka selanjutnya.

Bom bunuh diri Taliban dan derap pasukan pemerintah merupakan pemandangan biasa di Kabul. Namun, serangan Taliban di Kota Kunduz yang berpopulasi 300 ribu orang di utara Afghanistan tersebut tak pernah disangka.

"Melihat situasi keamanan di Afghanistan, sangat besar kemungkinan Taliban semakin kuat dan mereka dapat mengambil alih lebih banyak wilayah lagi seperti dulu," ujar seorang calon militan Taliban.

Namun, menurutnya, Taliban bisa saja kehilangan keberuntungan mereka kali ini. Syaratnya,pemerintah dapat memperbaiki perekonomian dan memberikan pekerjaan untuk rakyat Afghanistan. (Rie/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.