Sukses

4 Rudal Jelajah Rusia ke Suriah Jatuh di Iran

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan semua rudal menghantam sasaran yang diinginkan di Suriah.

Liputan6.com, Takab - Empat rudal jelajah Rusia yang ditembakkan ke Suriah dari Laut Kaspia dilaporkan keluar jalur dan jatuh di Iran. Informasi tersebut disampaikan para pejabat di Kementerian Pertahanan AS yang dirahasiakan identitasnya.

Para pejabat AS tidak memberikan rincian dari mana lokasi pasti rudal menghantam.

"Belum jelas apakah akibat tembakan rudal itu menyebabkan kerusakan," kata mereka seperti dikutip dari BBC, Jumat (9/10/2015).

Kantor berita Iran mengutip Gubernur Takab, Iran Barat, menyebutkan ada benda asing jatuh di Desa Ghozghapan di Provinsi Iran, Azerbaijan Barat. Media tersebut menyebut lokasi itu memang berada di jalur penerbangan rudal.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan semua rudal menghantam sasaran yang diinginkan di Suriah. Para pejabat Negeri Beruang Merah mengatakan telah menembakkan 26 rudal penjelajah dari kapal tempur Rusia di Laut Kaspia dengan 11 sasaran kelompok-kelompok militan di utara dan barat laut Suriah --sekitar 1.500 kilometer (930 mil).

Klaim rudal-rudal Rusia jatuh ke Iran ini muncul, ketika NATO kembali menegaskan mereka akan membela sekutunya. NATO mengatakan telah mengubah prosedur yang memungkinkan pengerahan pasukan menjadi lebih cepat.

Duta Besar Rusia untuk Ankara sebelumnya telah dipanggil 3 kali dalam menanggapi pelanggaran terbaru dari wilayah udara Turki.

Perkembangan ini terjadi di saat Rusia meningkatkan keterlibatan militer mereka dalam konflik Suriah.

Suriah sendiri menyambut baik "bantuan dari Rusia" dengan mengatakan serangan militer Rusia telah melemahkan kekuatan kelompok ISIS.

"Serangan udara Rusia telah melemahkan ISIS," kata Kepala Staf Angkatan Darat Suriah, Jenderal Ali Abdullah Ayoub, seraya menyatakan kemungkinan tentara untuk memulai serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota-kota dan desa-desa.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di daerah Idlib, Hama dan Provinsi Latakia, di mana koalisi pemberontak --termasuk Nusra 'sahabat' Al-Qaeda-- beroperasi.

Kelompok pemantauan Hak Asasi Manusia (Syrian Observatory for Human Rights) yang bermarkas di Inggris mengatakan, saat ini, pasukan yang didukung pemerintah telah berpindah ke dataran Ghab. (Tnt/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.