Sukses

2 Anak di Bawah Umur Jual Keperawanan Teman Rp 8 Juta Paling Hits

Berikut Top 5 News edisi Rabu 7 Oktober 2015.

Liputan6.com, Jakarta - 2 bocah menjual keperawanan teman senilai Rp 8 juta. Kasus ini terungkap setelah korban yang masih di bawah umur dan tak mendapatkan uang melapor ke polisi.

Nah, berita tersebut menyedot perhatian pembaca portal berita kesayangan Anda, Liputan6.com, terutama di kanal News sepanjang Rabu 7 Oktober 2015.

Sementara 4 berita lainnya, terutama ancaman Ahok terhadap ojek online yang mangkal di trotoar, turut mencuri perhatian banyak pembaca.

Selengkapnya Top 5 News...

1. 2 Anak di Bawah Umur Jual Keperawanan Teman Rp 8 Juta

Dua anak di bawah umur, masing-masing YP (17) dan SL (15), nekat menjual temannya kepada seorang laki-laki hidung belang di sebuah hotel di Pekanbaru, Riau, senilai Rp 8 juta. Nilai itu untuk satu kali berhubungan badan. Korban yang berinisial MR dan masih di bawah umur, tidak diberi sedikit pun uang tersebut.

Tidak terima, MR kemudian melaporkan kedua temannya itu ke Mapolresta Pekanbaru. Petugas yang mendapat laporan langsung mengamankan kedua ABG tersebut, termasuk korban sebagai langkah penyelidikan.

Wakapolresta Pekanbaru AKB Sugeng Putut Wicaksono menyebutkan, terungkapnya kasus penjualan anak di bawah umur ini terjadi pada Selasa, 6 Oktober 2015 dini hari.

"Kasus ini terungkap berkat MR yang mengaku telah menjadi korban. Kejadian bermula saat korban ditawari memberikan jasa seks kepada seorang laki-laki di sebuah hotel di kawasan Tampan, Pekanbaru," kata Putut, Selasa petang.

[Selengkapnya...]( 2334552 "")

2. Anak Usia 0-17 Tahun Bakal Ber-KTP

Anak-anak kelahiran Indonesia mulai 0-17 tahun bakal memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Selain sebagai identitas, KTP ini sekaligus bentuk pemenuhan hak anak.

"Ke depan, anak-anak yang baru lahir memiliki akta kelahiran dan KTP," ujar Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh saat ditemui di sela pembukaan Rakernas Pencatatan Sipil 2015 di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa 6 Oktober 2015 malam seperti yang dilansir Antaranews.

Pada KTP anak ini akan tertera informasi soal nama, alamat, nama orang tua, nomor kartu penduduk, dan sejumlah identitas diri lainnya.

"Bentuk KTP-nya masih biasa, belum KTP elektronik. Nanti setelah usia 18 tahun ke atas, baru wajib perekaman," kata dia.

[Selengkapnya...]( 2334548 "")

3. Seporsi Udang Goreng Rp 3,4 Juta Bikin Warga China Naik Pitam

Nasib sial menimpa seorang warga China. Kelezatan udang yang disantapnya harus dibayar dengan harga supermahal yang menurutnya tak masuk akal.

Diberitakan BBC Indonesia, Rabu 7 Oktober 2015, kejadian nyata ini terjadi di sebuah restoran di Kota Qingdao, China. Pengunjung restoran yang bernama Zhu merasa diperas oleh pemilik rumah makan.

Luapan amarah Zhu muncul bukan tanpa alasan. Dia mengatakan restoran tempatnya memakan udang telah melakukan penipuan dan pemerasan.

Zhu menuturkan di buku menu harga satu porsi udang tertulis 38 yuan atau Rp 85.000. Setelah memesan, dia disodori satu piring berisi 40 udang yang digoreng menggunakan bawang putih.

Namun, betapa terkejutnya dia ketika melihat tagihan yang harus dibayar berjumlah 1.520 yuan atau kira-kira Rp 3,4 juta. Zhu pun menolak membayar dan menuding restoran telah melakukan penipuan.

Selengkapnya...

4. 'Sabda' Kerajaan atas Kasus 1MDB yang Hebohkan Malaysia

Kerajaan Malaysia akhirnya angkat bicara terkait masalah yang menimpa salah satu BUMN-nya 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Kasus ini dikait-kaitkan dengan Perdana Menteri (PM) negeri jiran, Najib Razak.

Komentar dari Kerajaan Malaysia terkait masalah yang ada di pemerintahan sangat jarang terjadi. Bahkan untuk persoalan 1MDB sebelumnya, Kerajaan Malaysia memilih bungkam.

Menurut Kerajaan Malaysia -- yang terdiri dari 9 Kesultanan dan 4 Provinsi, pemerintah dianggap telah gagal memberikan jawaban yang memuaskan soal kasus 1MDB. Oleh sebab itu, warga Malaysia mengalami krisis kepercayaan.

Mereka menegaskan masalah itu harus dicari solusinya. Kerajaan juga meminta agar investigasi dilakukan setransparan mungkin.

"Laporan investigasi harus dalam kondisi yang transparan dan komprehensif," sebut pernyataan resmi Kerajaan Malaysia seperti dikutip dari Reuters, Rabu 7 Oktober 2015.

Selengkapnya...

5. Ahok: Go-Jek Mangkal di Trotoar Kita Tangkap

Banyaknya peminat ojek berbasis aplikasi, seperti Go-Jek maupun GrabBike, membuat mereka tak ubahnya seperti ojek konvensional yang kerap mangkal. Masalahnya, mereka kerap menggunakan trotoar sebagai tempat mangkal.

Untuk menertibkan mereka, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan Transportasi mulai merazia para driver ojek online yang menggunakan trotoar untuk tempat mangkal. Bahkan, petugas tidak segan mengangkut sepeda motor mereka bila terus membandel.

"Kita pasti tangkap drivernya, pengelolanya juga kita kasih kartu kuning. Kalau tidak ada perubahan, ya lama-lama kita tangkap," ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (7/10/2015).

[Selengkapnya...]( 2334849 "")

(Ans/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini