Sukses

Legislator: Keselamatan dan Keamanan Anak Sedang Terancam

Ketua Fraksi PKS ini mengimbau semua pihak ikut berpartisipasi agar masalah kekerasan terhadap anak bisa diminimalisir.

Liputan6.com, Jakarta - Masih segar dalam ingatan kasus tewasnya bocah bernama Angeline di Denpasar, Bali karena kekerasan yang diduga dilakukan orang terdekatnya, masyarakat kembali dihebohkan oleh penemuan mayat bocah dalam kardus dengan kondisi terikat dan disumpal mulutnya di wilayah Jakarta Barat.

Komisi III DPR sebagai mitra eksekutif yang membidangi hukum menilai, kejadian tersebut menjadi peringatan keras terhadap pemerintah. Di mana, masyarakat menjadi merasa semakin tidak aman dan nyaman terhadap keselamatan anak-anaknya.

"Ini sudah warning serius bagi pemerintah dan aparat serta seluruh elemen masyarakat terhadap ancaman keselamatan anak-anak. Ini bukan yang pertama terjadi, ada anak yang dikeroyok di sekolahnya di Aceh kemarin, ada anak yang dibunuh lingkungan terdekatnya di Bali," kata anggota Komisi III DPR Jazuli Juwaini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 6 Oktober 2015.

Karena itu Jazuli mendesak pemerintah, dalam hal ini kepolisian serius menangani kasus-kasus kekerasan, khususnya terhadap anak yang kejadiannya tidak mengenal tempat. Selain itu, dia juga meminta kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak agar turut berperan aktif memperhatikan kasus tersebut.

"Jadi anak kecil sekarang ini bisa dihantui rasa takut di mana ia berada. Di sekolah takut, di jalan takut. Jadi pemerintah harus serius, sekolah juga harus tanggung jawab, nanti anak takut untuk belajar, kalau perlu sekarang ini perlu dibuat oleh pemerintah gerakan perlindungan kepada anak," papar dia.

Namun demikian, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengimbau semua pihak ikut berpartisipasi agar masalah kekerasan terhadap anak bisa diminimalisir. Sebab, pemerintah tidak bisa berjalan sendirian tanpa dukungan penuh dari semua masyarakat.

"Tapi bukan hanya satu pihak (pemerintah), keluarga juga harus tanggung jawab dan semua elemen masyarakat terkait kasus anak-anak ini," tandas Jazuli Juwaini. (Ado/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini