Sukses

Diselimuti Kabut Asap, Partai Malaysia Minta Indonesia Ganti Rugi

Bisnis di Malaysia dilaporkan turun 30 persen. Biaya pengobatan orang-orang juga meningkat akibat kabut asap.

Liputan6.com, George Town - Partai MCA (Malaysian Chinese Association) Penang meminta pemerintahnya menyampaikan ke Indonesia untuk mengganti kerugian, guna menanggulangi masalah kabut asap yang melanda Malaysia.

"Karena Malaysia telah menderita kabut asap setiap tahun, yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia," kata ketua partai tersebut, Chew Mei Fun seperti diberitakan kantor berita Bernama yang dikutip Senin (5/10/2015).

"Ini konyol, mereka tidak bisa memecahkan masalah ini. Saya pikir kita harus meminta mereka untuk mengganti rugi ... Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah. Pada saat yang sama, tidak ada yang akan datang mengunjungi Malaysia," bebernya di acara Gathering Pertengahan Musim Gugur di George Town pada Minggu 4 Oktober malam waktu setempat.

"Bisnis kami juga telah turun 30 persen. Saya pikir biaya pengobatan bagi kebanyakan orang juga sudah naik (karena kabut asap)," tambahnya.

Chew, yang juga Wakil Menteri Perempuan, Keluarga dan Pengembangan Masyarakat di Negeri Jiran kemudian menyarankan para orang tua serta tempat perawatan anak-anak dan TK membatasi kegiatan di luar ruangan anak-anak. Imbauan tersebut disampaikan guna menghindari adanya korban jiwa akibat terpapar kabut asap terlalu lama.

Kabut asap terkini juga membuat pemeritnah Malaysia memerintahkan penutupan sebagian sekolah selama 2 hari. "Penutupan sekolah -- terlepas dari kawasan terpencil -- dilakukan mulai Senin hingga Selasa, 5-6 Oktober," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Senin (5/10/2015).

Pemerintah Malaysia mengungkapkan, semua kegiatan belajar-mengajar diliburkan kecuali di Negara Bagian Kelantan, Sabah, dan Serawak.

Setidaknya 5 wilayah di Malaysia memberlakukan status very unhealthy atau sangat tidak sehat. Sementara 1 daerah menyebut polusi udara ini pada hazardous level atau tingkat berbahaya.

(Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.