Sukses

BNPB: Hujan Buatan Belum Optimal karena Awan Potensial Langka

Menurut Sutopo, lebih dari satu bulan hotspot di Sumsel belum juga dapat dipadamkan.

Liputan6.com, Pontianak - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho‎ ‎menerangkan, berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua dari NASA pada Minggu tercatat 1.820 titik, yaitu di Sumatera 1.563 titik (Sumsel 1.340, Riau 9, Jambi 131, Babel 22, Lampung 57, Kepri 1), dan di Kalimantan 257 (Kalbar 51, Kalteng 108, Kalsel 71, Kaltim 27).

Menurut Sutopo, lebih dari satu bulan hotspot di Sumsel belum juga dapat dipadamkan. Konsentrasi hotspot di Sumsel ini terdapat di perkebunan dan hutan tanaman industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

"Pantauan satelit dari NASA terlihat dengan jelas asap tebal diproduksi dari Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin yang terbawa angin ke arah Barat Laut-Utara sehingga menambah kepekatan asap di Jambi dan Riau. Bahkan asap ini menyebar ke wilayah Malaysia," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Minggu (4/10/2015).

Di Kalimantan asap masih mengepung Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Sutopo menjelaskan, akibat kabut asap pekat, jarak pandang pendek menyebabkan penerbangan terganggu. Sutopo merinci, jarak pandang pada Minggu pukul 17 Wib di Pekanbaru 500 meter, Jambi 500 meter, Palembang 700 meter, Ketapang 800 meter, Sintang 400 meter, Pontianak 1.000 meter, dan Palangkaraya 100 meter.

"Kualitas udara dari ISPU juga menunjukkan level Tidak Sehat hingga Berbahaya. Udara di Pekanbaru 380 ugr/m3 (Berbahaya), Jambi 504 (Berbahaya), Palembang 391 (Berbahaya), Palangkaraya 983 (Berbahaya), Medan 166 (Tidak Sehat), Pontianak (275 (Sangat Tidak Sehat)," ungkap Sutopo, mengingatkan.

Untuk mengatasi hal ini, lanjut Sutopo, BNPB mengerahkan 7 helikopter dan pesawat water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan di Sumsel. 1.594 personel TNI-Polri dari Jakarta dikirim ke Sumsel untuk memperkuat satgas darat di Sumsel sehingga total 3.694 personel gabungan memadamkan api di darat.

"Langkanya awan potensial di Sumsel menyebabkan hujan buatan belum optimal. Beberapa helikopter water bombing akan dipindahkan homebase-nya ke OKI dan Muba untuk memudahkan pemadaman," pungkas Sutopo.‎ (Ron/Nda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini