Sukses

Polisi Diduga Lamban Usut Kasus Salim Kancil, Propam Diturunkan

Kapolri mengaku telah meminta Divisi Propan turun tangan menyelidiki dugaan lambannya anggota Polri dalam menangani kasus tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menegaskan polisi tetap serius mengusut kasus pembunuhan aktivis penolak tambang pasir di Lumajang, Jawa Timur, Salim alias Kancil. Penegasan ini untuk menjawab adanya keraguan akan keseriusan polisi mengusut kasus tersebut.

Bahkan, Kapolri mengaku telah meminta Divisi Profesi dan Pengamanan (Propan) Polri turun tangan untuk menyelidiki adanya dugaan lambannya anggota Polri dalam menangani kasus itu.

"Kasih tahu saja kapoldanya. Yang jelas begini, banyak berita miring bahwa polisi lambat menangani. Laporan dari warga tidak ada penanganan. Saya sudah perintahkan dari Propam kok," kata Badrodin saat dihubungi di Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Mantan Kapolda Jawa Timur ini menduga ada aktor intelektual di balik peristiwa pembunuhan Salim Kancil. Untuk itu, dia memerintahkan jajaran Polda Jawa Timur untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Harapan saya kepada jajaran di Polda Jatim untuk terus mengungkap. Dan Sudah saya perintahkan supaya ambil alih sampai tuntas. Kemungkinan ada aktor intelektualnya," ucap Badrodin.

Selain itu, dia meminta kepada masyarakat sekitar untuk turut melapor ke polisi bila menemukan fakta-fakta terkait penganiayaan hingga tewasnya Salim Kancil.

"Kita nanti pasti kita akan kembangkan ke sana. Oleh karena itu, saya mengimbau siapa saja yang punya keterangan info yang memperkuat keterlibatan apakah kepdes, polisi atau perusahaan," tegas Badrodin.

Menolak Tambang Ilegal

Salim Kancil disiksa sampai tewas pada Sabtu 26 September 2015. Peristiwa ini bermula dari sikap para petani dalam Forum Petani Antitambang Desa Selo Awar-Awar yang menolak penambangan di Pantai Watu Pecak, Lumajang.

Petani kesal karena sebagian lahannya dijadikan jalan perlintasan truk pengangkut pasir. Mereka mengajukan pemberitahuan untuk menggelar unjuk rasa menolak penambangan. Namun, unjuk rasa belum digelar, 2 petani yakni Salim dan Tosan diculik sekelompok preman dan dianiaya.

Salim yang juga aktivis Forum Petani Anti-Tambang ditemukan di tepi jalan dalam kondisi tak bernyawa. Banyak bekas luka di tubuh pria asal Desa Selo Awar, Pasirian, Lumajang ini. Sedangkan Tosan dalam kondisi kritis karena menderita luka serius di tubuhnya. Dia kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit. (Ado/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.