Sukses

Dalam 9 Jam, Twitter Edward Snowden Raih 710 Ribu Follower

Akun Edward Snowden diverifikasi oleh Twitter dan dalam 9 jam setelah ia bergabung.

Liputan6.com, Moskow - Dari pelariannya, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang membocorkan sejumlah dokumen penyadapan rahasia, Edward Snowden, membuat akun Twitter.

"Can you hear me now?" posting Snowden pertama kali seperti dikutip dari BBC, Rabu (30/9/2015).

Dalam profilnya tertulis, "Saya dulu bekerja untuk pemerintah. Sekarang bekerja untuk masyarakat."

Akun Twitter tersebut langsung direspons dari para follower. Ada 710 ribu pengikut, sementara ia sendiri hanya menjadi follower 1 akun yakni US National Security Agency (NSA) -- bekas tempatnya bekerja dulu.

Dalam pesan keduanya, sebagai balasan untuk ahli astrofisika, Neil deGrasse Tyson, Snowden berkelakar, "Sekarang mereka menemukan air di Mars! Menurut Anda apakah mereka memeriksa paspor di perbatasan? Saya bertanya sebagai teman."

Kicauan lainnya di @Snowden berisi ungkapan "Hero, traitor -- I'm just a citizen with a voice." Sementara lainnya mengomentari dugaan penemuan air di Planet Mars.

Akun Edward Snowden diverifikasi oleh Twitter dan dalam 9 jam setelah ia bergabung.

Pada bulan Juni, atlet peraih emas Olimpiade dan pemeran reality show Bruce Jenner atay Caitlyn Jenner menjadi orang tercepat di Twitter yang memiliki 1 juta pengikut dalam waktu 4 jam.

Pemerintah Amerika Serikat sudah mengajukan dakwaan mata-mata atasnya dengan ancaman hukuman maksimal 30 tahun setelah Snowden mengungkapkan rincian program penyadapan dua tahun lalu.

Snowden diyakini telah mengunduh 1,7 juta dokumen rahasia sebelum ia meninggalkan AS. Meskipun beberapa menganggapnya pengkhianat, banyak orang lain di seluruh dunia mengatakan bahwa dia adalah pahlawan bagi kebebasan sipil.

Pria yang mendapat penghargaan Right Livelihood Award 2014 ini sekarang mengungsi ke Rusia, yang memberikannya suaka sementara.

Awal tahun ini, Edward Snowden juga berbicara melalui video ke khalayak Jenewa, ia mengatakan ia ingin diberikan suaka di Swiss. Dia sebelumnya bekerja di Jenewa untuk CIA. (Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.