Sukses

Belasan Insiden Helikopter dalam Empat Tahun Terakhir

Setidaknya terjadi 13 kecelakaan melibatkan helikopter terjadi di Indonesia sejak 2005. Di antaranya sebuah helikopter milik TNI AU yang jatuh di Jayapura, Papua, yang korban tewasnya baru ditemukan 1,5 tahun kemudian.

Liputan6.com, Jakarta: Kecelakaan helikopter jenis Bolkow BO-105 milik TNI Angkatan Darat (AD) di Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Senin (8/6), menambah suram wajah penerbangan Indonesia. Kecelakaan yang melibatkan helikopter cukup banyak terjadi. Sejak tahun 2005, setidaknya ada 13 insiden.

Awal Maret silam, sebuah helikopter latih dari Pusat Pendidikan Penerbang Angkatan Darat (Pusdik Penerbad) Semarang, jatuh di areal tambak milik warga Dukuh Tapak, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Dua awak kapal dilaporkan terluka dalam kejadian nahas ini.

Helikopter sipil milik Pelita Air Servis juga terguling bahkan saat tidak berada di udara di hanggar Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Januari silam. Baling-baling helikopter yang masih berputar mengenai dua mekanik yang langsung tewas di lokasi kejadian.

Pada Desember 2008, helikopter Puma HA-5140 milik TNI AD mendarat darurat di Lapangan Bola Honda Precision Part Manufacturing, Desa Kalihurip, Kecamatan Cikampek, Karawang, Jabar. Heli mendarat darurat karena cuaca buruk. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Sebulan sebelumnya, giliran helikopter milik TNI AU mendarat darurat di areal pertambakan garam di Kabupaten Brebes, Jateng. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Pendaratan darurat juga dilakukan awak helikopter jenis Bell milik Derazona di lapangan SMP 2 Denpasar, Bali, pada Mei 2008. Helikopter yang dioperasikan pilot Air Bali, Kapten Gangsar ini mendarat tiba-tiba setelah benang plastik layang-layang melilit baling-baling.

Helikopter yang ditumpangi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi juga pernah mendarat darurat di Desa Pulau Nyiur, Karang Intan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan, April 2008. Pesawat yang dipiloti Ammad Heriyadi ini mengalami kerusakan pada baling-baling saat berada di atas Bukit Melati Pegunungan Meratus.

Di bulan yang sama, helikopter jenis Bell 206 milik maskapai Air Bali juga jatuh di area persawahan Pantai Lebih, Gianyar, Bali. Beruntung tak ada korban yang tewas. Meski demikian, empat wisatawan asing menderita luka ringan.

Di Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, Maret 2008, sebuah helikopter milik Kepolisian Daerah Banten mendarat darurat. Dua awak helikopter, Inspektur Polisi Satu Ari dan mekanik Brigadir Polisi Dua Ade, selamat dalam peristiwa itu.

Sementara satu penumpang tewas dalam kecelakaan helikopter jenis Twin Pack milik Pangkalan Udara TNI AU di kawasan Lubuk Agung, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Januari 2008. Sebanyak 10 lainnya terluka serius dalam kejadian ini.

Helikopter jenis Bell Bulvo 105 dengan nomor lambung HS 7063 milik TNI AD juga mendarat darurat di persawahan Desa Jegrek, Modo, Lamongan, Jawa Timur, Desember 2007. Diduga, helikopter yang hendak digunakan latihan perang mengalami kerusakan mesin.

Sedangkan helikoter jenis Huges-500 dengan nomor registrasi PK-FJL jatuh di kawasan Perumahan Bukit Damai Indah, Balikpapan, Kalimantan Timur, sebulan sebelumnya. Akibatnya, helikopter milik PT Asko itu rusak parah di bagian ekor dan baling-baling setelah terempas dari ketinggian sekitar lima meter. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Helikopter jenis Puma milik TNI AU juga mendarat darurat di kawasan Terpones, Papua, atau sekitar 10 mil dari Sentani, pada Maret 2007. Seluruh penumpang dan awak termasuk pilot helikopter Kapten Deni dan kopilot David dilaporkan selamat.

Kemudian pada Oktober 2005, sebuah heilkopter jenis Twin Pack juga milik TNI AU jatuh di sekitar Nimboran, Jayapura, Papua. Jenazah empat awak dan seorang penumpang baru ditemukan satu setengah tahun kemudian. (AND)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.