Sukses

SBY: Tragedi Mina, Beri Sanksi pada yang Lalai

Tragedi Mina di Arab Saudi yang menelan banyak korban jiwa mengundang keprihatinan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi Mina di Arab Saudi yang menelan banyak korban jiwa mengundang keprihatinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pria yang karib disapa SBY itu mengucapkan belasungkawanya lewat akun Twitter-nya.

"Kita berduka atas jatuhnya banyak korban jiwa di Mina, Arab Saudi, termasuk WNI. Semoga para syuhada hidup tenang di sisi Allah SWT. *SBY*," tulis SBY lewat @SBYudhoyono yang dikutip Liputan6.com, Senin (28/9/2015).

"Atas musibah ini, saya ucapkan bela sungkawa kepada yang ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya. Semoga tabah hadapi ujian Allah ini. *SBY*," imbuh dia.

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengakui, pemerintah Arab Saudi telah banyak melakukan pembangunan infrastruktur dan fasilitas untuk meningkatkan keamanan dan pelayanan haji. Namun, kata dia, semua itu belum cukup.

"Musibah di Mina tahun ini menunjukkan upaya itu belum cukup. Pemerintah Arab Saudi harus lakukan koreksi & perbaikan besar. *SBY*," ucap dia.

Dia mengatakan, di samping infrastruktur dan fasilitas, juga diperlukan sistem serta manajemen pelayanan haji yang kredibel. Juga tak ketinggalan pengaturan, pengawasan, dan kepemimpinan yang efektif.

Karena itu, SBY menilai, diperlukan investigasi mendalam untuk mengusut penyebab di balik tragedi Mina ini. Sehingga mereka yang bertanggungjawab mendapatkan sanksi.

"Kita dukung investigasi untuk berikan sanksi bagi yang lalai & upaya perbaikan yang mendasar. Ke depan, umat ingin lakukan ibadah haji dengan aman *SBY*," tutur dia.

"Jemaah Indonesia adalah yang terbesar. Kita patut dapatkan jaminan keselamatan bagi warga negara kita yang tunaikan ibadah haji. *SBY*."

Hingga kini tercatat, sebanyak 41 jemaah haji warga negara Indonesia telah meninggal dunia dalam tragedi Mina. Tragedi mengakibatkan 769 jemaah haji dari beberapa negara termasuk asal Indonesia meninggal dunia, sedangkan 823 orang terluka. (Ndy/Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.