Sukses

Diguyur Hujan, Kabut Asap di Bengkulu Hilang

Sawah petani mulai terlihat basah setelah hujan mengguyur Bengkulu. Meskipun masih terlihat bekas kekeringan berupa retakan tanah di sawah.

Liputan6.com, Bengkulu - Hujan dengan intensitas sedang dan ringan mengguyur Bengkulu sejak dini hari tadi. Seketika kabut asap yang biasa menyelimuti daerah itu sejak beberapa bulan terakhir menghilang.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Fatmawati Bengkulu pada Minggu (27/9/2015) pukul 05.00 WIB menyebutkan, dari 462 titik api di seluruh Pulau Sumatera hari ini, tak ada satu pun titik panas yang terlihat di Bengkulu.

Prakirawan BMKG Bengkulu Anjasman mengatakan, intensitas hujan sedang ringan yang terjadi selama beberapa jam berpengaruh terhadap sejumlah titik panas di Pulau Sumatera.

"Sebaran titik panas berdasarkan data Modis melalui satelit Terra dan Aqua, memang titik api di Bengkulu sudah tidak ada lagi. Suhu udara juga menurun drastis dari 31 menjadi 24,4 derajat Celcius pada hari ini," ujar Anjasman saat dihubungi melalui sambungan telepon di Bengkulu.

Turunnya hujan hari ini membuat para petani sawah di kawasan Dusun Besar atau dekat Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Kota Bengkulu kembali bergairah. Sebagian petani mulai terlihat mempersiapkan bibit padi untuk disemai.

Suka cita pun dirasakan para petani, salah satunya Amir Sekotong. Dia mengaku gembira dengan hujan ini. Dia mengaku akan sesegera mungkin menanam padi di sawahnya yang sempat mengalami penurunan hasil panen karena sawah miliknya kekeringan.

"Penen kemarin hasilnya sangat kurang karena kami kekurangan air, sekarang kami berharap sawah lami tetap basah dan bisa mendapat hasil maksimal dari musim tanam ini," ujar Amir Sekotong.

Sementara itu BMKG juga mencatat jarak pandang minimal pada hari ini adalah 1,5 kilometer dan aman bagi penerbangan. Sedangkan tinggi gelombang laut Samudra Hindia di sepanjang pesisir Pantai Barat Provinsi Bengkulu tercatat setinggi 2,0-2,5 meter dan masih dalam batas aman untuk pelayaran kapal nelayan. (Ndy/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.