Sukses

Menag: Petugas Kerja 24 Jam Identifikasi Korban Tragedi Mina

Menurut Menag Lukman, kedua korban bisa dikenali berdasarkan gelang identitas dan kecocokan foto yang ada di tangan petugas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Arab Saudi intensif mengidentifikasi korban jemaah haji Indonesia, akibat tragedi Mina yang terjadi pada Kamis 24 September pagi.

"Petugas bekerja 24 jam untuk menjalin komunikasi ke beberapa rumah sakit yang ada di Mina dan Mekah, untuk mengidentifikasi korban kecelakaan pada pagi kemarin itu," kata Lukman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Lukman mengatakan, ada 3 jemaah haji Indonesia yang dipastikan menjadi korban wafat tragedi Mina. 2 Di antaranya sudah berhasil diidentifikasi, yaitu Busyaiyah Sahrel Abdul Gafar dari Kloter BTH 14 asal Pontianak Kalimantan Barat, dan Hamid Atwi Tarji Rofia dari Kloter SUB 48 Probolinggo.

Menurut Lukman, keduanya bisa dikenali berdasarkan gelang identitas dan kecocokan foto yang ada di tangan petugas. Istri korban, Hamid Atwi juga sudah mendapat informasi itu dan membenarkan data-data tentang sang suami.

Sementara 1 korban lainnya, lanjut Lukman, masih dalam identifikasi petugas karena tidak ditemukan gelang dan petunjuk identitas apapun yang dibawa jenazah. Jenazah tersebut kini berada di Rumah Sakit Mina Al-Jisr.

Berdasarkan kunjungan ke rumah sakit yang dijadikan rujukan para korban, Lukman mengatakan, kondisi rumah sakit masih ramai dengan status penanganan darurat. Karenanya, proses pencocokan data-data korban membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Kendati, Lukman memastikan, sudah ada petugas yang ditempatkan untuk mendata korban tragedi MIna, khususnya korban yang berasal dari Indonesia.

Terkait tempat tragedi Mina di Jalan Arab 204 tersebut, Lukman mengatakan, lokasi itu bukanlah jalur yang digunakan jemaah haji Indonesia ke lokasi lontar jumrah. Selain itu, waktu kejadian yang diperkirakan pada pukul 07.30 waktu setempat, seharusnya bukanlah jadwal lontar jumrah bagi jemaah haji Indonesia.

"Karenanya, keberadaan sejumlah jemaah haji Indonesia di tempat itu juga masih dalam pengumpulan informasi secara seksama," pungaks Lukman.

Tragedi Mina yang terjadi menjelang lontar jumrah pada Kamis 24 September kemarin, disebut-sebut merenggut 717 nyawa dan melukai ratusan jemaah dari berbagai negara, termasuk jemaah asal Indonesia.

Namun hingga kini pemerintah Arab Saudi maupun pemerintah RI belum dapat merilis jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka. Diduga, wafatnya para jemaah haji itu akibat antrean terlalu padat dan terinjak-injak serta kelelahan. (Ant/Rmn/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini