Sukses

PPP Imbau Pemda Bangun Pasar Hewan Halal

Selain pembangunan pasar hewan, partai berlambang kabah ini juga mengimbau pemerintah untuk mendorong penyediaan tabungan hewan kurban.

Liputan6.com, Jakarta - Guna memenuhi kebutuhan hewan kurban setiap tahun, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz, mengusulkan kepada pemerintah daerah agar segera membangun pasar hewan halal yang representatif dan higienis.

"Keberadaan pasar tersebut nantinya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban tiap tahun. Namun, juga untuk kebutuhan hewan peliharaan yang dapat dipotong dan dikonsumsi dagingnya secara halal setiap hari oleh masyarakat," kata Djan di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/9/2015).

Selain pembangunan pasar hewan, partai berlambang kabah ini juga mengimbau pemerintah untuk mendorong lembaga perbankan dan lembaga keuangan masyarakat agar memperkenalkan tabungan hewan kurban syariah bagi masyarakat.

Penyediaan jasa penyimpanan berfungsi untuk menyiapkan hewan kurban yang sesuai kualifikasi, berdasarkan simpanan tabungan perorangan atau kelompok masyarakat.

"Sehingga masyarakat atau kelompok masyarakat mendapat hewan kurban sesuai kualifikasi syariah, terjangkau dan tepat waktu. Jasa perbankan atau lembaga keuangan masyarakat juga dapat memperkenalkan dan mengembangkan fiqih kurban secara profesional," terang Djan Faridz.

Di samping kedua usulan di atas, DPP PPP mengusulkan kepada pemerintah lewat Kementerian Agama agar penentuan pelaksanaaan Iduladha 10 Dzulhijah, tidak boleh mendahului atau bersamaan dengan pelaksanaan Hari Arafah 9 Dzulhijah di Tanah Suci.

Alasannya, karena hari Arafah 9 Dzulhijah atau saat pelaksanaan wukuf jemaah haji adalah waktu yang diterima oleh semua mazhab dan negara. Apalagi, zona waktu Indonesia selisih 3 atau 4 jam lebih dulu jatuh matahari daripada wilayah waktu zona Arab Saudi.

Untuk mengembalikan semangat berkorban untuk bangsa dan sesama yang mulai terkikis, DPP PPP mengimbau agar menjadikan Iduladha sebagai momentum "gerakan berkurban nasional".

"Para stakeholder negeri ini telah banyak kehilangan semangat berkorban. Akibatnya, bangsa ini juga selalu kehilangan cara menyelesaikan masalah mendasar yang memenuhi hajat hidup rakyat kebanyakan," tutur Djan Faridz. (Sun/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini