Sukses

Uni Eropa Sepakat Relokasi 120.000 Pengungsi ke Negara Anggota

Badan PBB untuk urusan pengungsi ragu kebijakan relokasi tidak bisa menstabilkan situasi.

Liputan6.com, Berlin - Menteri Dalam Negeri Negara-negara Uni Eropa (UE) sepakat merelokasi 120.000 pengungsi ke seluruh benua Eropa. Dalam rencana ini, para pengungsi akan dipindahkan dari Italia, Yunani, dan Hungaria ke negara-negara anggota UE lainnya.

Namun Rumania, Republik Ceko, Slovakia dan Hungaria memberi suara 'menolak' atas penetapan kuota tersebut.

"Kami percaya relokasi itu mustahil. Misalnya, orang-orang yang direlokasi ke Slovakia, tapi mereka maunya ke Jerman. Bagaimana bisa membuat satu orang di sebuah negara, tapi kerabatnya di negara lain? Atau orang yang ingin mengambil manfaat kesejahteraan yang lebih menguntungkan dari negara tempat ia direlokasi?" tutur Zoltan Kovacs, Juru Bicara Pemerintah Hungaria yang menyampaikan keberatan negaranya seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/9/2015).

Sementara itu, Presiden Ceko Milos Zeman mengatakan, "Hanya masa depan yang akan menunjukkan kesalahan ini."

Meski demikian, mayoritas anggota UE setuju dengan rencana yang akan efektif berlaku dalam dua tahun ke depan.

Koresponden BBC untuk Eropa, Chris Morris, mengatakan, sangat tidak biasa bagi isu besar yang melibatkan kedaulatan nasional diputuskan melalui voting. Biasanya masalah seperti ini diputuskan melalui kesepakatan bersama.

Di bawah peraturan UE, negara yang tidak setuju dengan keputusan ini boleh mengajukan keberatan di Pengadilan Eropa. Kebijakan ini juga masih diratifikasi oleh para pemimpin Uni Eropa di pertemuan kedua yang sedianya diadakan dalam waktu dekat.

Meski banyak penolakan, Menteri Luar Negeri Luxemburg Jean Asselborn, yang mengepalai pertemuan ini, mengatakan bahwa tidak diragukan lagi negara yang menentang relokasi akan menerapkan langkah-langkah ini.

Satu-satunya negara yang abstain adalah Finlandia. Sementara Polandia yang tadinya menolak proposal ini akhirnya setuju. 

Namun badan PBB untuk urusan pengungsi mengatakan, skema relokasi tidak akan cukup, mengingat jumlah besar orang yang tiba di Eropa.

"Program relokasi saja dalam tingkat krisis seperti ini, tidak cukup untuk menstabilkan situasi," kata Juru Bicara UNHCR, Malissa Fleming. "Jumlah mereka yang butuh relokasi mungkin harus direvisi untuk memperlihatkan peningkatan yang pesat," dia menambahkan.

PBB mengatakan, hampir 480.000 orang tiba di Eropa melalui laut tahun ini. Kini, jumlah mereka yang mencapai pantai Eropa 6.000 tiap harinya. (Rie/Sun/Sar)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.