Sukses

Alexis Tsipras Kembali Pimpin Yunani

Tsipras berjanji bahwa fase baru kepemimpinannya, Yunani akan lebih stabil.

Liputan6.com, Athena - Pemimpin sayap kiri Yunani Alexis Tsipras kembali menempati kantor kepresidenan. Ia meraih kemenangan yang tak terduga pada pemilu yang diadakan Minggu 20 September 2015.

Tsipras pun lantas mengklaim mandat yang lebih jelas untuk pemulihan ekonomi Yunani yang babak belur.

Suara memastikan pemimpin sayap kiri yang paling vokal di Eropa itu akan tetap menjadi tokoh politik yang dominan di Yunani, meskipun telah ditinggalkan oleh partainya sendiri bulan lalu setelah ia menyerah pada tuntutan penghematan agar memenangkan bailout dari zona euro.

Dalam pidato kemenangannya yang disambut dengan sorak sorai pendukungnya di alun-alun pusat Athena, Tsipras berjanji bahwa fase baru di bawah kepemimpinannya, Yunani akan lebih stabil.

Negeri para Dewa tersebut telah mengalami 5 kali pemilihan umum dalam enam tahun terakhir.

"Hari ini di Eropa, Yunani dan orang-orang Yunani identik dengan perlawanan dan martabat. Perjuangan ini akan dilanjutkan bersama-sama untuk empat tahun ke depan," katanya seperti dikutip Reuters, Senin (21/9/2015).

Tsipras tidak membuat referensi khusus untuk bailout 85 miliar euro, tapi partainya, Syriza dalam kampanye berjanji menerapkan serta menjanjikan perlindungan bagi kelompok yang rentan akibat imbas dari kesepakatan itu.

"Kita mengalami kesulitan di depan mata, tapi juga memiliki dasar yang kokoh. Kita tahu di mana kita bisa melangkah, kita memiliki prospek. Pemulihan dari krisis tidak bisa datang secara ajaib, tetapi didapat melalui kerja keras," katanya lagi.

Tugas pertama Tsipras setelah pembentukan pemerintah, adalah membujuk pemberi pinjaman Uni Eropa bahwa langkah-langkah yang cukup telah disepakati dan telah dilakukan untuk memastikan pembayaran berikutnya. Deadline program bailout akan berakhir bulan depan

Jeroen Dijsselbloem, Kepala Menteri Keuangan Eurogroup menunggu langkah pemerintah Yunani untuk melaksanankan mandat bailout.

"Siap untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Yunani dan terus menyertai Yunani dalam upaya reformasi yang ambisius," tulis Dijsselbloem dalam Twitter-nya.

Tsipras juga perlu bergulat dengan peran sentral Yunani dalam menangangi krisis pengungsi di Eropa. Yunani adalah negara pintu masuk utama untuk puluhan ribu migran yang tiba melalui laut dan mendaki semenanjung Balkan mencapai negara Uni Eropa yang lebih kaya. Ia berencana bertemu rekan Uni Eropa pada pertemuan puncak darurat atas krisis pada hari Rabu mendatang.

Prancis menyebut kemenangan Syriza di Yunani sebuah 'keberhasilan penting' bagi Uni Eropa.

Kementerian Dalam Negeri Yunani mengatakan akan memberikan Syriza 145 kursi dari 300 kursi di parlemen, hanya empat lebih sedikit dari saat Tsipras pertama kali memimpin negeri ini.

Partai Demokrasi Baru dengan cepat mengakui kekalahan. Pemimpin Vangelis Meimarakis mengatakan: "Hasil pemilu tampaknya menyimpulkan bahwa Syriza dan Mr Tspiras kembali memimpin. Saya mengucapkan selamat kepada dia dan mendesak untuk membuat pemerintaan yang diperlukan.."

Dengan 57 persen dari suara resmi, Partai sayap kiri Syriza memenangkan 35,5 persen suara. Sementaranya lawannya, partai konservatif Demokrasi Baru hanya 28,2 persen suara. Di tempat ke tiga didapatkan oleh partai berlambang swastika, Golden Dawn -- sebuah partai sayap kanan -- dengan perolehan suara 7 persen.


Masyarakat Letih

Tsipras mengundurkan diri bulan lalu, ketika suara di partainya tidak solid dengan keputusannya menjalankan bailout.

Banyak orang Yunani menyatakan kelelahan dengan politik selama kampanye. Lelah voting dan ketakutan atas prospek ketidakpastian dan masih banyak lagi, yang akan memperburuk depresi terparah yang melanda negara industri di zaman modern.

"Aku memlih, tapi dengan berat hati," kata salah satu warga berusia 29 tahun, Despina Biri.

Pemungutan suara hari Minggu adalah pemilihan suara nasional ketiga tahun ini, termasuk referendum. Pemilih yang menggunakan suaranya hanya sekitar 57 persen dibandingkan dengan pemilu bulan Januari, di mana 63 persen masyarakat hadir menggunakan suaranya.

Beberapa pemilih mengatakan mereka mendukung Syriza karena Tsipras perlu waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ia mulai.

"Mereka adalah ... orang-orang yang menandatangani bailout sehingga mereka harus melaksanakan itu," kata Fani Arvanitidi,

Lebih dari dua lusin anggota parlemen meninggalkan Tsipras bulan lalu, banyak yang mengatakan ia telah mengkhianati prinsip-prinsipnya. Namun, Tsipras berargumen bahwa sikap negosiasi tangguh telah melunak. Ia juga telah berhasil membujuk kreditor untuk menyetujui restrukturisasi utang Yunani.

Namun, setelah ia mundur, tak ada suara solid di parlemen untuk menunjuk penggantinya. Sehingga membuat Jaksa Agung, Vassiliki Thanou mengambil alih kepemimpinan hingga pemilu ini.

Dengan terpilihnya Tsipras kembali, ia berkomitmen untuk bailout.

Terlepas dari Partai Golden Dawn dan Partai Komunis KKE dengan suara terendah, partai-partai besar di parlemen sekarang, siap menerima reformasi demi mendapatkan uang tunai untuk menjaga Yunani tetap berada di zona Euro.

"Setelah bertahun-tahun krisis, belum pernah terjadi sebelumnya bahwa sebagian besar orang Yunani mendukung pihak yang menjanjikan untuk menjaga negara di euro bahkan jika itu berarti reformasi menyeluruh dan menyakitkan," kata Holger Schmieding, kepala ekonom di Bank Berenberg Jerman.

Namun, bagi mantan sekutu yang menentang Uni Eropa, bagaimanapun, Tsipras dianggap sebagai pengkhianat.

Yanis Varoufakis, mantan menteri keuangan yang vokal, marah kepada pejabat Uni Eropa karena penolakannya untuk menerima proposal mereka. Ia menyebut pemilu "sebagai langkah 'legalisasi' atas bailout yang buntu, memalukan dan tidak rasional."

Pemerintah baru juga perlu menanggapi peran sentral Yunani dalam krisis migrasi Eropa, yang bisa mengintensifkan sebagai negara yang dipilih pengungsi untuk melintasi jalan darat menuju Utara, setelah Balkan menutup perbatasan mereka.

Sebagai pengingat krisis migran yang memilukan itu, menurut sumber penjaga pantai Turki, 13 pencari suaka dilaporkan tewas di perairan Turki pada Minggu 20 September ketika sebuah kapal yang membawa 46 orang -- dalam perjalanan ke Yunani bertabrakan dengan kapal kargo dan terbalik.  (Rie/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.