Sukses

Kelompok Penculik 2 WNI Miliki Senjata Api dan Bergerilya

Pemerintah Indonesia juga mengerahkan 6 orang masyarakat dari kampung yang berbatasan langsung dari Skowtiau.

Liputan6.com, Jayapura - Atase Pertahanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby, Papua Nugini (PNG), Kolonel Roni Pasaribu menyatakan, penculik 2 WNI atas nama Badar (29 tahun) dan Ladiri alias Dirman (30 tahun) memiliki 6-7 senjata api. Kelompok penculik merupakan kelompok bersenjata yang bergerilya di hutan-hutan PNG.  

Roni Pasaribu menjelaskan, penculik lebih dari 10 orang. Mereka selalu berpindah tempat dari 1 lokasi ke lokasi lainnya dan selalu bergantian saat menjaga 2 WNI. Kelompok pelaku selalu bergerilya di Gunung Victoria, Skowtiau, Distrik Bewani, Sandaun Province.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah dan tentara PNG dalam upaya pelepasan penculikan ini. Secara keseluruhan, upaya negosiasi kepada pihak penculik dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan army PNG berkekuatan lebih dari 100 orang. Sementara pihak pemerintah Indonesia terus melakukan koordinasi Konsulat RI di Vanimo," ujar Roni sesaat setelah penyerahan 2 WNI di perbatasan RI-PNG yang terletak di Skow-Wutung, Jumat (18/9/2015).


2 WNI yang diculik di Papua Nugini dibebaskan (Liputan6.com/ Katharina Janur)

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, dalam negosiasi dengan kelompok tersebut ataupun dengan masyarakat di Skowtiau, pemerintah Indonesia mengerahkan 6 orang masyarakat dari kampung yang berbatasan langsung dari Skowtiau. Ke-6 orang itu yakni Ondoafi atau kepala suku, lalu ada juga kepala kampung dan 3 pemuda.

Fungsi ke-6 orang tersebut adalah melakukan negosiasi dengan masyarakat di kampung yang berbatasan langsung dengan Skowtiau. Namun didalam negosiasi itu pun tidak selalu berjalan mulus, ke-6 orang masih diintimidasi dan diancam oleh kelompok penculik.


2 WNI yang diculik di Papua Nugini dibebaskan (Liputan6.com/ Katharina Janur)

"Ke-6 orang ini tak sempat bertemu dengan para penculik. Proses negosiasi dari 6 orang tersebut dimaksudkan upaya negosiasi ke pelaku penculikan. Ke-6 dari tokoh masyarakat dan pemuda ini beberapa kali mendekati kelompok penculik dan berupaya juga ikut melakukan negosiasi, baik kepada masyarakat sekitar dan kelompok tersebut," kata Paulus.

"Intinya, tugas ke-6 tokoh masyarakat adalah mencari bukti kuat dan  benar terkait 2 WNI apa benar diculik kelompok tersebut atau tidak," imbuh dia di tempat yang sama.

Polisi mengaku belum mengetahui kelompok penculik 2 WNI tersebut. Kepolisian terus mencari siapa dalang dibalik penculikan tersebut.

"Saya telah memerintahkan kepada Kapolres Keerom untuk meminta keterangan sejumlah saksi dari masyarakat setempat untuk melengkapi penyelidikan," tandas Paulus. (Mvi/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.