Sukses

Menag Lukman Larang Jemaah Haji Masak Dalam Kamar

Kebakaran terjadi di pemondokan jemaah haji kamar 801 Hotel Sakkab Al Barakah, Aziziah (Sektor IV) pada Kamis dini hari 17 September 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran terjadi di pemondokan jemaah haji kamar 801 Hotel Sakkab Al Barakah, Aziziah (Sektor IV) pada Kamis dini hari 17 September 2015. Seisi pemondokan itu harus dievakuasi tengah malam tadi demi keamanan para jemaah haji.

Tidak ada korban jiwa, namun seluruh barang bawaan milik jemaah yang tinggal di kamar itu musnah dilalap api. Kebakaran ini dinilai terjadi lantaran arus pendek yang berasal alat masak listrik. Karena itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau jemaah haji agar tak memasak di dalam kamar.

Dia berharap para jemaah paham, memasak dengan alat listrik di dalam kamar dapat berpotensi menimbulkan kebakaran.

"Ke depan harus dibatasi dengan ketat, bahkan kalau perlu ada larangan yang ketat untuk memasak di dalam kamar," ucap Menteri Lukman saat memberikan keterangan pers di Mekah, Arab Saudi seperti dikutip Kemenag.go.id, Jumat (17/9/2015).

Lukman mengaku sudah bertemu dengan pemilik hotel. Kepada sang menteri, pemilik hotel itu meminta agar Kemenag mengimbau jamaah haji Indonesia tak menggunakan alat masak listrik di kamar.

Meski begitu pria berkacamata tersebut mengaku paham mengapa banyak jemaah Indonesia yang memasak di dalam kamar. Salah satunya karena sulitnya mencari makanan di Mekah.

"Untuk bisa mendapatkan makanan tidak semudah dulu. Kalau dulu mudah mendapatkan penjual makanan, sekarang sudah sulit ditemuinya," tutur dia.

Hal ini karena pemerintah Arab Saudi mengawasi secara ketat para pedagang yang tidak berizin untuk menjual makanan siap saji. Sementara rumah makan yang ada sangat terbatas. Sementara pemerintah juga pada tahun ini juga baru menyediakan makan sekali sehari, tepatnya pada makan siang.

"Tahun depan harus dipikirkan bahwa penambahan pemberian makan, khususnya selama di Mekah. Bagi setiap jemaah itu perlu ditingkatkan. Kalau tidak, tiga kali tentu dua kali seperti di Madinah. Ini bagian yang harus kita pikirkan ke depan," tandas Lukman. (Ndy/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini