Sukses

Maman DPR: Kiai Berperan Besar Cegah Paham Terorisme

Para ulama memiliki peran sangat besar dalam mengarahkan umat ke jalan yang benar.

Liputan6.com, Jakarta - Sepak terjang teroris di Tanah Air belum surut. Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq berpendapat, para kiai harus dilibatkan dalam membantu pemerintah, untuk mencegah paham kekerasan dan terorisme. Yakni dengan memberikan pemahaman agama yang benar.

"Kiai memiliki pengaruh besar dalam sistem kemasyarakatan kita, terutama lingkungan kiai tersebut tinggal. Termasuk mencegah paham kekerasan dan terorisme. Apa yang dikatakan dan diajarkan kiai, selalu menjadi pegangan dalam masyarakat," kata Maman saat dihubungi, Jakarta, Rabu 16 September 2015 malam.

Maman mengatakan, dengan negara memperhatikan ulama dan pesantren di Indonesia, pesantren akan merasa berperan dalam menciptakan suasana kondusif di masyarakat. Di mana, ulama berperan melakukan pembinaan mental, sementara negara penting untuk membuat regulasi yang bisa membuat masyarakat merasa aman.

Ia mengatakan, para ulama memiliki peran sangat besar dalam mengarahkan umat ke jalan yang benar. Karena itu, Maman meminta adanya kampanye pencegahan paham kekerasan dan terorisme melalui melalui materi khotbah.

"Caranya ya dengan mendatangi dan memberi pemahaman yang benar kepada para kiai, baik itu kiai dari pondok pesantren besar maupun kiai langgar. Selain itu pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa memberikan atau menerbitkan materi kepada para kiai atau khotib baik itu yang di pesantren atau di majelis taklum," tutur Maman.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri tengah gencar menangkap teroris di Tanah Air. Densus kembali menangkap seorang pelaku terduga teroris si Solo, Jawa Tengah pada Selasa 25 Agusutus 2015 malam. Pria berinisial S ini diduga merupakan jaringan teroris yang ditangkap pada 12 Agustus 2015 lalu di Semanggi, Solo, Jawa Tengah.

Pada Selasa 12 Agustus 2015 sekitar pukul 12.30 WIB, polisi menangkap 3 terduga teroris di wilayah Semanggi, Solo, Jawa Tengah. Mereka adalah Ibadurrahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento.

Ketiganya diduga perakit bom dan terlibat jaringan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Dari penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti 25 liter asam nitrat, 21 buah switching lengkap dengan bahan peledak low exsplosive, beberapa bendera dan baju ISIS. (Mvi/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini