Sukses

Diserbu Pengungsi Suriah, 3 Negara Eropa Perketat Perbatasan

Gelombang pengungsi dari Asia, terutama Suriah, memusingkan beberapa negara di Benua Eropa.

Liputan6.com, Berlin - Gelombang pengungsi dari Asia, terutama Suriah, memusingkan beberapa negara di Benua Eropa. Jerman, Austria dan Republik Ceko bahkan memperketat pengawasan perbatasan.

Terkait hal itu, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, pengawasan di perbatasan wilayah negaranya dengan Austria diterapkan sementara untuk mengatasi membanjirnya pengungsi dan imigran.

"Langkah ini bertujuan membatasi gelombang masuknya orang ke Jerman saat ini. Serta, memulihkan prosedur yang tertib ketika orang masuk ke Jerman," ucap Maiziere saat menggelar jumpa pers di Berlin, seperti dilansir BBC yang dikutip pada Senin (14/9/2015) dini hari.

Maiziere mengakui para pengungsi memang tak bisa memilih negara tujuan. Lantaran itulah, ia menyerukan negara-negara lain anggota Uni Eropa berbuat lebih banyak.

Kebijakan tersebut ditempuh pemerintah Jerman setelah lebih dari 13 ribu imigran dan pengungsi masuk ke Kota Muenchen pada Sabtu 12 September lalu. Sehari kemudian atau Minggu 13 September ada sekitar 1.400 pengungsi. Ini belum termasuk para pengungsi yang tiba pada pekan-pekan sebelumnya.

Hanya saja langkah Jerman dianggap bertentangan dengan zona Schengen, yang memungkinkan pergerakan bebas antarbanyak negara Eropa. Tapi kesepakatan itu memang memungkinkan pembatalan sementara.

Sementara itu otoritas layanan kereta Austria mengumumkan kereta dengan tujuan Jerman dan sebaliknya dibatalkan selama 12 jam hingga Senin 14 September pagi waktu setempat.

Tak hanya Jerman dan Austria. Republik Ceko yang selama ini dijadikan rute alternatif menuju Jerman, juga akan meningkatkan pengawasan di perbatasannya dengan Austria.

Menurut Menteri Dalam Negeri Milan Chovanecsaid, langkah-langkah lain bisa saja diberlakukan. Terutama, tergantung pada jumlah pengungsi yang hendak masuk ke Ceko.

Dalam beberapa pekan terakhir, Eropa bagian barat menghadapi gelombang pengungsi dan imigran. Sebagian besar dari Suriah, tapi ada pula berasal dari Afghanistan, Eritrea dan negara-negara lain. Mereka umumnya melarikan dari peperangan dan kemiskinan di negeri masing-masing. (Ans/Dan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.