Sukses

Asyiknya Wisata ke Balaikota DKI, Bisa Pre Wedding dan Selfie

Ahok menyarankan agar warga yang berfoto pre wedding atau selfia di Balaikota, menjaga kebersihan dan bergantian dengan warga lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dibuka resmi untuk umum, Gedung Balaikota DKI Jakarta, tempat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama berkantor langsung ramai dikunjungi warga.

Gubernur yang biasa disapa Ahok ini menginginkan agar wisata Balaikota tidak hanya dimanfaatkan warga sebagai sarana hiburan. Tapi juga menjadi tempat berkumpul para muda-mudi untuk berkreasi.

Tidak hanya itu, Ahok juga mempersilakan warga penggemar foto selfie, mengabadikan sebanyak mungkin termasuk foto pre wedding di lokasi warisan peninggalan kolonial Belanda itu.

"Kalau orang-orang mau foto untuk pre wedding boleh. Jadi kalau kamu mau menikah nanti, silakan kalian boleh foto di sini berlagak kaya di rumah sendiri. Silakan, enggak apa-apa, gratis," ujar Ahok di sela-sela peresmian wisata Balaikota DKI Jakarta, Sabtu (12/9/2015).

Namun, Ahok meminta para muda-mudi yang ingin berfoto pre wedding di Balaikota agar tidak tersinggung, bila menjadi bahan tontonan warga lain yang juga sedang menikmati wisata di Balaikota. ‎

"Ini kan bagus, di depan nongkrong seolah-olah pengantin punya rumah zaman Belanda. Dari depan gaya loh, rumah gede-gede kan. Terasnya begitu besar, boleh buat pre wedding. Asal yang penting tahan malu saja, ini kan di tengah orang banyak," kelakar dia.

Ahok juga menyarankan agar warga yang berfoto pre wedding atau selfie di Balaikota, menjaga kebersihan dan bergantian dengan warga lainnya di tiap-tiap ruangan.

"Syaratnya sudah enggak perlu ganteng, enggak perlu cantik kok, foto saja. Asal k‎amu datang saja atur foto. Kalau ramai juga, kamu mesti atur paham-pahamannya, ya kan?" kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Ahok optimis, program wisata Balaikota ini ke depan, akan diminati kalangan anak muda dan para turis lokal dari berbagai daerah maupun mancanegara. ‎

"Muda-mudi yang bingung mencari lokasi murah untuk ngumpul-ngumpul dengan teman, bisa melakukannya di sini. Saya yakin nanti banyak anak muda yang ngumpul di sini tiap Sabtu malam," kata dia. ‎‎

Ahok mengingatkan seluruh petugas, terutama jajaran Biro Umum, tidak memungut biaya apapun terhadap pengunjung maupun pedagang.  

"Saya minta Pak Agustino (Kepala Biro Umum) jangan sampai ada anak buah yang mengomersilkan kegiatan ini," tegas dia.

Untuk meningkatkan pelayanan, kata Ahok, wisata Balaikota harus dipandu banyak petugas. "Kalau perlu mereka yang ditugaskan pada Sabtu atau Minggu, boleh libur pada Senin atau Selasa."

"Sedangkan Satpol-PP yang lagi nganggur di kelurahan bisa dikerahkan di sini untuk menjaga ketertiban," tambah Ahok‎

‎Wisata Kuliner

Selain dapat berkeliling ke gedung Balaikota, warga yang datang juga dapat berwisata kuliner. Ada 40 stan kuliner pedagang kaki lima (PKL) binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta.

Stan suvenir dan kerajinan tangan yang dapat dijadikan oleh-oleh, juga tersedia di Balaikota.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas KUMKMP DKI Irwandi mengatakan, seluruh makanan yang dijual di wisata Balaikota melalui pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI.

Menurut Irwandi, sesuai keinginan Ahok, puluhan stan kuliner maupun multiproduk yang menjajakan dagangannya dalam wisata Balaikota, akan diganti setiap bulannya.

"Pak Gubernur ingin memberdayakan usaha masyarakat. Makanya sebulan sekali diganti pedagangnya," ujar dia.

Irwan menjelaskan, para pedagang yang berjualan di Balaikota merupakan PKL binaan. Mereka diberi tempat berupa stan untuk berjualan tanpa dipungut biaya retribusi apapun.

"‎Pedagang tidak bayar, stan kita kasih free. Masa di kantor gubernur bayar. Jadi nanti mereka tinggal daftar ke kita. Kalau seandainya ada yang meminta pungutan. Lapor ke saya, akan kita tindak," tegas Irwandi.

Pantauan Liputan6.com, jajanan kuliner yang dijajakan para PKL umumnya makanan khas Betawi dan nusantara, seperti kerak telor, laksa, bir pletok, dan sajian nasi rames.

Selain itu ada pula beberapa stan yang menjual produk kerajinan tangan seperti batu cincin, gantungan kunci, gelang, dan pakaian batik khas Betawi. (Rmn/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini