Sukses

Kabut Asap, Aktivitas Pendidikan di Pekanbaru Kembali Lumpuh

Aktivitas pendidikan SD hingga SMA sederajat kembali dilakukan Senin 14 September 2015 pekan depan

Liputan6.com, Pekanbaru - Seluruh siswa di Pekanbaru, Riau mulai dari SD hingga SMA sederajat kembali diliburkan karena kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Keputusan ini diambil dinas pendidikan setempat karena takut peserta didik terserang penyakit akibat kabut asap.

Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Zulfadil mengatakan, keputusan ini diambil setelah melihat asap yang menyelimuti Kota Bertuah sejak pagi kian pekat. Kemudian, UPT Pendidikan di seluruh kecamatan memerintahkan pihak sekolah memulangkan siswa.

"Tadi pagi, memang seluruh sekolah menggelar aktivitas belajar. Karena jarak pandang kian buruk, kepala sekolah diperintahkan memulangkan seluruh peserta didik," kata Zulfadil, Jumat (11/9/2015).

Zulfadil menyebutkan, aktivitas pendidikan SD hingga SMA sederajat baru akan kembali dilakukan Senin 14 September 2015 pekan depan. Namun hal itu belum pasti, tergantung kondisi udara di Pekanbaru.

"Senin depan baru sekolah lagi. Namun akan dilihat lagi kondisi asap di Pekanbaru. Kalau masih memburuk, bisa saja semua sekolah diliburkan kembali," ujar Zulfadil.

Dia berpesan kepada orangtua siswa agar menjaga anaknya supaya tidak berkeliaran di luar rumah. Sebab, anak-anak rentan terserang penyakit akibat menghirup kabut asap.

"Orangtua jaga anak dengan baik. Dengan libur ini jangan dibiarkan berkeliaran. Pantau supaya tidak keluar rumah karena asap membuat udara di Pekanbaru tidak baik bagi kesehatan," imbau Zulfadil.

Kepada guru, Zulfadil sudah memerintahkan untuk memberi tugas atau pekerjaan rumah. Tugas ini diberikan supaya peserta didik ada kegiatan di rumah.

Seorang guru di SDN 171, Sukarmi mengaku lega dengan diliburkannya aktivitas belajar. Dia takut kalau kegiatan pendidikan dilakukan akan berdampak buruk bagi seluruh muridnya.

"Tadi pagi, pak kepala sekolah menelepon. Dia memerintahkan murid supaya dipulangkan karena kabut asap ini. Kami juga takut anak-anak terserang penyakit karena udara tidak sehat," tandas Sukarmi. (Mvi/Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini