Sukses

Perketat Terima Pengungsi, Denmark Beriklan 'Aturan' di Lebanon

Pariwara tersebut berupa peraturan baru yang lebih ketat untuk para pencari suaka.

Liputan6.com, Copenhagen - Tidak seperti Jerman, Swedia maupun Austria atau sebagian kecil Uni Eropa lainnya, Denmark memberi peraturan baru berupa pengetatan terhadap pencari suaka. Negara ini bahkan memasang iklan di 4 koran terbesar Lebanon tentang peraturan bagi para pencari suaka yang berkeinginan memasuki negerinya.

Iklan yang diterbitkan pada Senin 7 September berbunyi, bantuan sosial bagi pengungsi yang baru tiba akan dikurangi hingga 50 persen.

Dalam pariwara tersebut, pemerintah Denmark memperingatkan pencari suaka yang meminta perlindungan sementara tak akan diberikan hak untuk reunifikasi keluarga untuk tahun pertama semenjak mereka tinggal. Pengungsi baru harus dapat berbicara dan memahami bahasa Denmark, untuk mendapatkan status penduduk permanen.

"Akan ada pusat khusus untuk pencari suaka yang (aplikasinya) ditolak untuk memastikan (mereka) meninggalkan Denmark secepat mungkin," demikian petikan iklan teruntuk para pengungsi itu seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu 9 September 2015.

Salah seeorang wartawan kantor berita asing untuk kawasan Timur Tengah kemudian memposting advertorial tersebut di akun pribadi Twitter miliknya.

 

Menteri Imigrasi Inger Stojberg juga berbagi iklan versi Bahasa Arab di halaman Facebook-nya, dan menekankan peraturan tersebut berlaku pada hari Selasa 8 September 2015.

Lebanon menampung 1,1 juta warga Suriah yang melarikan diri dari konflik panjang selama 4 tahun yang telah menghancurkan tanah air mereka.

Suriah adalah bangsa terbesar di antara para pencari yang berusaha untuk mencapai Eropa, melalui penyeberangan laut ke Yunani diikuti oleh rute darat yang sulit melalui Balkan dan Hungaria.

Sebagian besar pengungsi berusaha untuk mencapai Jerman dan Swedia, yang dikenal karena keterbukaan mereka terhadap pencari suaka dari Suriah.

Menurut UNHCR, sekitar 348.540 warga Suriah telah mengajukan pencarian suaka di Eropa pada bulan Juli 2015.  Lebih dari 4 juta orang ditampung di Turki, Lebanon, Yordania dan Mesir.

Sementara itu, 7,6 juta warga Suriah tersebar di negara-negara lain sebagai pengungsi, yang berarti jumlah tersebut lebih dari setengah populasi negara itu telah terusir dari rumah mereka. Populasi penduduk Suriah sebelum perang adalah 22,4 juta jiwa.

(Rie/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.