Sukses

Badai Pasir, Pesawat Jemaah Haji Mendarat Darurat di Madinah

Saat ini, seluruh penumpang kloter JKG 27 sudah mendarat di landasan Bandara AMAA Madinah dalam kondisi selamat.

Liputan6.com, Jeddah - Awan mendung disertai angin kencang menyebabkan badai pasir besar dan hujan di Mekah dan Jeddah, Arab Saudi, Selasa 8 September 2015.

Badai yang terjadi menjelang salat magrib tersebut membuat pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah haji dari Tanah Air mendarat darurat di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah.

Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 7274 yang diketahui mengangkut jemaah calon haji Indonesia, bernomor kloter JKG 27 asal Provinsi DKI Jakarta dijadwalkan mendarat di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah. Tapi karena badai tersebut pesawat mendarat di Bandara AMMA Madinah.

Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi, Nurul Badruttamam menjelaskan, Seharusnya, pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional KAA, Jeddah pada pukul 19.10 waktu Arab Saudi.

Saat ini, seluruh penumpang Kloter JKG 27 sudah mendarat di landasan Bandara AMAA Madinah dalam kondisi selamat. Penumpang tidak diturunkan dan tetap berada di dalam pesawat menunggu diberangkatkan kembali ke Bandara KAA Jeddah. GA 7174 dijadwalkan akan terbang menuju Jeddah pada pukul 21.30 waktu Arab Saudi.

"Tinggal menunggu izin terbang dari otoritas Bandara Madinah dan kemudian diterbangkan kembali ke Jeddah," ujar Nurul, Selasa, 8 September.

Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Daker Bandara Jeddah-Madinah AKBP Jajang Hasan Basri menambahkan, petugas sudah siap menyambut kedatangan jemaah haji kloter JKG 27 di Bandara KAA Jeddah. Selain petugas bimbingan ibadah, petugas kesehatan dan keamanan pun sudah dalam kondisi siaga penuh.

"Begitu pesawat sampai Jeddah, petugas sudah siap menyambut dan melayani mereka," kata Jajang.

Sementara itu, Pesawat Saudi Airlines yang mengangkut jemaah haji Indonesia nomor penerbangan SV 5205, Kloter SUB 42 seharusnya mendarat di Bandara Jeddah jam 19.35, masih menunggu informasi dari Air Traffic Control (ATC) untuk mendarat setelah cuaca aman.

Badai pasir ini tercatat paling parah sepanjang 5 tahun terakhir ini. Pantauan sementara jarak pandang hanya sebatas 200 meter. Selain itu, kabut pasir pun tampak menyelimuti beberapa pohon yang ada di sekitar wilayah tersebut. (Ron/Mar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.