Sukses

Senyum Imigran yang Berhasil Tiba di Berlin

Foto keluarga yang berhasil mencapai Berlin, sumringah. Kontras dengan foto saat mereka tiba di Yunani setelah perjalanan yang berbahaya.

Liputan6.com, Berlin - Selalu ada cerita haru dalam setiap perjuangan bagi pencari suaka Suriah yang mencapai puncaknya di tahun 2015 ini. 4 juta orang terpaksa hengkang dari negerinya yang akibat perang yang tak putus-putusnya. Selain foto tragedi Aylan yang menguras air mata, ada pula gambar yang bercerita tentang keluarga yang berhasil mendarat di Pulau Kos, Yunani.

Foto ayah yang menangis, memeluk anak-anaknya menjadi viral, menggambarkan perjuangan bagi para pencari suaka mencari tempat yang aman.

Menurut surat kabar Jerman, Bild, pria yang diketahui bernama Laith Majid, dilaporkan berhasil sampai ke Berlin. Keluarga itu, Majid, istrinya Nada Adel, dan kedua anak laki-laki mereka Moustafa, berusia 18, Ahmed, 17, serta Taha 9 tahun dan, Nur 7 tahun berjalan berminggu-minggu untuk mencapai Jerman.

Dinding Facebook kelompok Eropa HAM, Oxi memposting foto keluarga tersebut di Berlin, tersenyum dan tertawa kontras dengan gambar yang bulan lalu beredar, yang meminta kesadaran krisis dunia atas pengungsi Suriah di Eropa.

 

The photo of the weeping father clutching onto his children, as they survived the deadly crossing and arrived on the...

Posted by Europe says OXI on Monday, September 7, 2015

 

Keluarga ini dilaporkan tinggal di Spandau, di bekas barak polisi Schmidt-Knobelsdorf, yang telah diubah untuk menjadi rumah bagi ratusan pengungsi di Jerman.

Majid dan keluarganya telah melarikan diri dari Deir Ezzor, sebuah kota Suriah yang dilanda kekerasan perang saudara sejak 2011. Mereka naik rakit perahu karet kapasitas 4 orang, namun dipenuhi 12 orang itu membawa mereka ke Pulau Kos.

Keluarga itu membayar US$ 6.500 untuk perjalanan berbahaya lewat air.

"Saya tidak pernah begitu kewalahan saat saya mengambil foto itu. Saya cukup beruntung untuk menyaksikan mereka tiba di Yunani," kata  Daniel Etter sang fotografer, seperti dikutip The Guardian, Selasa (8/9/2015)

"Ketika perahu mendarat, seorang pria setengah baya keluar. Dia tampak terguncang. Kakinya bergetar, sulit berjalan. Ketika semua keluarganya mencapai pantai, dengan selamat, ia dan istrinya mulai menangis, memeluk satu persatu anak-anak mereka. " kata Etter lagi. Ia memotret keluarga ini untuk harian The New York Times.

Etter membantu keluarga itu mencapai kota utama Kos, di mana pengungsi diproses oleh otoritas Yunani, tetapi kemudian kehilangan jejak mereka.

Nada Adel, seorang guru bahasa Inggris di Suriah, mengatakan 13 negara telah menawarkan untuk membawa mereka tapi mereka telah memutuskan Jerman. "Angela Merkel sangat baik," katanya. "Dia seperti seorang ibu bagi kami."

Merkel, kanselir Jerman, mengatakan pengungsi dari Suriah dapat mengajukan permohonan suaka di Jerman, bukan di negara pertama mereka mendarat di Uni Eropa.

Keluarga mengatakan Nour, si bungsu, masih memiliki mimpi buruk tentang malam mereka yang melintasi air. "Kami tidak akan pernah kembali ke laut," kata Majid kepada Bild. (Rie/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.