Sukses

Kampanye Donald Trump dan Somasi Fadli Zon untuk Imam Shamsi

Tulisan Imam Shamsi di Facebook terkait kampanye Donald Trump mendapat ancaman dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh Muslim Indonesia di New York Imam Shamsi Ali mencurahkan isi hatinya di Facebook terkait kehadiran Ketua DPR Setya Novanto dan wakilnya Fadli Zon dalam acara kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tulisan Imam Shamsi itu pun mendapat ancaman dari Fadli Zon.

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon berselfie dengan pendukung Donald Trump di Trump Tower, Manhattan , New York, Kamis (3/9/2015).  Fadli Zon hadir untuk menjadi salah satu anggota delegasi yang datang untuk bertemu dengan Trump. (REUTERS/Lucas Jackson)

Di laman Facebook-nya, Iman Shamsi menyayangkan kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam acara kampanye Donald Trump. Berikut postingan lengkap Imam Masjid New York itu:

"Saya sayangkan Ketua DPR bertemu dengan Donald Trump, apalagi dalam acara kampanyenya.

Pertama sangat tidak etis karena posisinya sebagai ketua DPR. Ketua DPR mewakili negara. Dan negara tidak etis mendukung salah satu calon, apalagi menghadiri acara kampanye.

Kedua, ketua DPR kita diterima tidak lebih dari 3 menit unik sekedar memperlihatkan muka di depan panggung. Sungguh merendahkan martabat bangsa dan negara untuk sekedar tersenyum di depan publik Amerika pendukung Donald Trump.

Ketiga, menandakan tidak adanya jalan lain untuk mengatakan bahwa pejabat kita memang sedang keluar negeri untuk sebuah perjalanan dinas. Terus terang, saat ini ada banyak anggota DPR ke ke AS justeru di saat Congress sedang reses (liburan). Mereka lebih banyak menghabiskan waktu jalan-jalan dan belanja.

Keempat, Donald Trump dikenal rasis dan anti imigran, termasuk anti Muslim. Harusnya seorang ketua DPR harus berhati-hati. Jangan sampai pertemuan itu menjadi pembenaran sikap dia yang rasis.

Tolong disebar luaskan ini. Di saat bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi dengan jatuhnya harga rupiah, sejarusnya pejabat negara kita semakin sensitif. Kita sadar anggaran itu ada untuk dipakai jalan. Tapi minimal ada rasa solidaritas untuk tidak memakai anggaran pada hal-hal yang tidak penting di saat rakyat menggeliat dalam
Kesulitan...

New York, 3 September 2015"

Saya sayangkan Ketua DPR bertemu dengan Donald Trump, apalagi dalam acara kampanyenya. Pertama sangat tidak etis...

Posted by Imam Shamsi Ali on Thursday, September 3, 2015

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ancaman Fadli Zon

Ancaman Fadli Zon

Wakil Ketua DPR Fadli Zon 'gerah' dengan tulisan Imam Shamsi. Ia menganggap postingan Imam Shamsi itu berisi sejumlah fitnah. Politisi Partai Gerindra itu pun mengancam akan melayangkan somasi kepada Imam Shamsi.

Fadli Zon menyatakan keberatan dengan tudingan Shamsi bahwa kehadirannya dalam konferensi pers Trump sebagai bentuk dukungan pimpinan DPR terhadap salah satu bakal calon Presiden AS. "Tidak ada dukungan atau semacam itu. Memangnya kita punya suara atau pengaruh mendukung bakal capres AS? Donal Trump calon pun belum. Ia adalah invidual yang berusaha dapatkan dukungan dari Partai Republik," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/9/2015).

Ia menjelaskan, dirinya dan rombongan termasuk Ketua DPR Setya Novanto baru saja mengadakan pertemuan tertutup dengan Donal Trump di lantai 26, Trump Plaza, New York. Namun, saat turun ke lobi plaza tidak sengaja menyaksikan lautan manusia dan Trump melakukan konferensi pers di mana banyak pamflet dukungan sebagai Presiden AS. "Sebagai sopan-santun orang timur, kami nonton melihat sampai konferensi pers usai," ujar Fadli.

Fadli Zon merasa direndahkan dengan pernyataan Shamsi Ali yang menyebut, pihaknya sebagai pimpinan DPR hanya diterima selama 3 menit saja oleh Trump. "Anda merendahkan kami dengan mengatakan hanya diterima 3 menit untuk memperlihatkan muka di panggung. Anda menyimpulkan tanpa meneliti dulu apa yang kami bicarakan dan Anda tak tahu ada pertemuan sebelumnya," beber Fadli.

Setya Novanto dan Fadli Zon di kampanye bakal calon presiden AS, Donald Trump. (Reuters)

Keberadaannya bersama Setya Novanto di belakang Trump saat konferensi pers, lanjut Fadli, bukanlah sebagai bentuk meruntuhkan martabat dan kewibawaan bangsa. Justru hal itu sebagai bentuk kebanggaan bertemu dengan pengusaha yang masih percaya dengan Indonesia walau keadaan ekonomi sedang terpuruk.

"Saya sendiri merasa terhormat bertemu Donald Trump. Kami bukan ketemu seorang koruptor, penjahat perang atau kriminal, tapi pengusaha sukses yang berinvestasi di Indonesia," ujar Fadli.

Fadli juga menganggap tudingan Shamsi salah alamat dengan menyebut bahwa pihaknya ke Amerika Serikat untuk bertemu Kongres AS yang sedang reses. Pihaknya hadir untuk bertemu pimpinan parlemen se-dunia. Ia pun keberatan dengan tudingan bahwa kunjungan pihaknya ke New York hanya modus untuk melakukan jalan-jalan dan banyak menghabiskan uang untuk berbelanja.

"Ini fitnah, kalau "mereka" maksudnya anggota delegasi. Kami tidak ada jalan-jalan, kecuali saya ke toko buku Strand dan Barnes and Noble," ungkap dia.

Fadli menyayangkan tudingan Shamsi yang terlebih dahulu tidak melakukan konfirmasi atau tabayyun. Ia juga heran, dengan seruan Shamsi untuk menyebarkan tudingannya melalui situs jejaring sosial Facebook.

"Harusnya tanya dulu pada kami. Seperti ajaran Islam "tabayyun". Apalagi Anda adalah seorang tokoh agama. Bagi saya penting saja ketemu Donald Trump. Tak pakai biaya," terang Fadli.

Fadli pun meminta Imam Shamsi mengoreksi tulisannya yang sudah tersebar luas di sosial media. "Namun jika tidak, saya akan melayangkan somasi sebagai pelanggaran terhadap UU ITE. Saya akan tunjuk pengacara saya," ancam Fadli.

3 dari 4 halaman

Jawaban Imam Shamsi

Jawaban Imam Shamsi

Imam Shamsi menjawab ancaman somasi Fadli Zon. Melalui laman Facebook-nya, Imam Shamsi menjawab 'kegerahan' Fadli Zon atas tulisannya tentang kehadiran pimpinan DPR dalam kampanye bakal capres AS Donald Trump.

Berikut ini jawaban Imam Shamsi yang di-posting-nya di Facebook:

Dan ini jawaban lengkap saya terhadap ancama itu:
Pak Fadhli Zon, saya berusaha memahami responnya secara positif. Tapi biarkan saya memberikan pendapat saya lagi.
1. Saya tahu itu adalah konferensi pers. Tapi konferensi pers dalam rangkaian kampanye DT. Makanya pak Ketua dan rombongan dibaris di belakangnya bersama pendukungnya dgn slogan mendukung DT. Tidakkah anda berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?
2. Memang bukan mendukung. Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye (walau itu press conference) dapat ditafsirkan sebagai dukungan oleh calon lain. Kalaupun tidak ada penafsiran seperti itu, pejabat negara hadir di acara seperti itu secara protokol tidak etis.
3. Saya tidak memasalahkan pertemuan dgn DT di lt 26 selama 30 menit. Tapi video jelas menggammbarkan ketua dan rombongan ada di baris belakang selama pers konference itu. Di penghujung acara itu sebenarnya pak Ketua dan rombongan hampir terlupakan. Nampaknya ada yang ingatin ttg tamunya. Maka DT Kembali lagi dan memperkenalkan ketua, dengan cara yang, maaf, sangat melecehkan. minimal ada dua kalimat yang perlu digaris bawahi: 1) dikatakan oleh DT we would do great thing for US dan pak ketua hanya manggut-manggut. 2) Do they love me in Indonesia? Pak ketua menjawab; yes highly. Kedua jawaban uang diberikan oleh pak Ketua tdk pantas. A
4. Sekali lagi saya tidak membahas apa yang terjadi di belakang layar. Itu adalah hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Yang saya dan banyak orang diskusikan adalah apa yang beredar di video itu. Di video itu di saat DT memberikan press conference ketua dan rombongan dibaris di belekang Donald seolah sebagai pendukungnya. Setelah itu Donald keluar tapi nampaknya ada yang ingatkan ttg tamunya. Diapun kembali untuk 2-3 menit mengenalkan tamu. Jadi yang 30 menit itu hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Selebihnya biar khalayak ramai yang menjudge..
5. Saya tidak bermaksud merendahkan dewan yang terhormat. Tapi dengan hadir di acara DT itu dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa. Siapa DT yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakil, (coba sekali lagi videonya) demikian? Setelah selesai acara ditinggalkan saja demikian seperti orang kebingungan. Bayangkan kalau Speaker of Congress diperlakukan seperti itu. Apa reaksi Amerika? Sekali lagi, ini masalah martabat bangsa. Ketua dan wakil ketua DPR membawa nama bangsa di sini.
6. Pak Fadhli selalu mencari justifikasi dengan alasan pebisnis berhasil. Boleh jadi boleh tidak. DT dalam bebarapa dekade terakhir banyak bangkrut, termasuk usaha judinya di Las Vegas. Entah apa bentuk investasi DT di Indonesia yang dibanggakan? Selain media bersama Hari Tanoe, khususnya dalam acara Miss Universe.
Kalaupun memang DT mau invest di Indonesia, hanya waktu yang tidak pas. Bukan ketua DPR yang hadir ke sana, tapi perwakilan BKPM yang memang punya kantor di New York. Selian itu, ada banyak orang kaya, bahkan lebih kaya dari DT yang bisa diajak invest di Indonesia. Kenapa DT di saat musim kampanye, dan di saat acara itu pula?
7. Saya sudah jelaskan pernyataan saya itu kalau itu bukan untuk ketua/rombongan pada komunikasi kita terdahulu. Tapi informasi yang saya dapatkan dari orang yang punya kredibilitas, tahu siapa-siapa saja yang datang pada saat resesi kongress. Ada banyak anggota dewan terhormat yg datang ke Washington DC atas nama kunjungan kerja tapi kongresnya libur.
Saya paham kalau ketua dan rombongan mengikuti sidang IPU di PBB. Dan itu saya hormati. Yang kami masalahkan kan buka itunya. Tapi pengaturan jadwal yang secara protokoler tidak pantas.
8. Sebagai pejabat publik, anda memang harus siap dikritisi. Dan rakyat yang anda wakili punya hak bersuara berdasarkan pemahaman mereka. Kalau ada yang salah anda yang harus mengklarifikasinya kepada publik.
Saya menyampaikan rasa kepedulian saya karena memang nilai rupiah semakin terpuruk. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Ada beberpa perusahaan yang tutup. Tapi pejabat kita jalan-jalan keluar negeri dengan menghabiskan anggaran besar. Benar tidaknya, harga tiket lebih dari $14.000. Uang harian lebih dari $500.00 perhari. Dana penginapan lebih dari $1200-an per malam. Siapapun itu tahu kalau ini melebih-melebihkan dari yang sesungguhnya. Walaupun memang anggarannya demikian, kepada tidak ada rasa solidaritas untuk tidak menghamburkan anggaran di saat ada keprihatinan masyarakat?
9. Saya terkejut DT mendengar kalau DT berencana menanam modal untuk mengembangkan kecamatan Cigombong, Bogor. Luar biasa seorang kaya bernama DT untuk melakukan itu. Tapi saya percaya saja...tidak ada ruginya memang. Cuma sejujurnya saja agak aneh jika tiba-tiba DT mau invest untuk pembangunan sebuah kecamatan itu.
10. Itu adalah title yang teman-teman berikan karena saya salah seorang Imam yang dipercaya oleh walikota New York untuk menjadi "penghubung" antara kantor walikota dan komunitas Muslim. Saya juga NYPD liaison ke komunitas Muslim. Selain itu saya adalah wakil Muslim dalam badan kerjasama antar umat beragama di AS.
Semua itu menjadikan teman-teman memberikan julukan itu. Yang sesungguhnya juga tidak terlalu penting-penting amat.
11. Akhirnya saya sudah menjelaskan posisi saya dengan jelas. Hak pak Fadhli untuk menerima atau menolak. Dan kalau pemahaman saya tentang apa yang terjadi dianggap fitnah, dan mau somasi itu juga hak anda sebagai pejabat negara. Artinya dengan reaksi anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat. Saya sekali lagi tidak punya beban, apalagi akan takut dengan ancaman itu. Toh akhirnya biar publik tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan mohon maaf komunikasi kita ini juga bisa terpublikasikan luas. Terima kasih!

 

Dan ini jawaban lengkap saya terhadap ancama itu: Pak Fadhli Zon, saya berusaha memahami responnya secara positif....

Posted by Imam Shamsi Ali on Saturday, September 5, 2015


4 dari 4 halaman

Kode Etik DPR

Kode Etik DPR

Anggota Komisi II DPR Diah Pitaloka menyampaikan, pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump melanggar kode etik anggota dewan. Bahkan, Diah menyebut politik luar negeri Indonesia juga telah dilanggar.

"Ini pelanggaran yang sangat serius dilakukan oleh‎ 2 pimpinan DPR‎. Selain melanggar kode etik yang mereka tandatangani sendiri dalam Peraturan DPR Tahun 2015, tindakan yang dilakukan oleh 2 pucuk pimpinan telah melanggar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif," kata Diah di Jakarta, Sabtu 5 September 2015.

Ketua DPR Setya Novanto dan Wakilnya Fadli Zon hadiri kampanye bakal calon presiden AS, Donald Trump. (Reuters)

Dia mengatakan, Setnov dan Fadli Zon melanggar Pasal 292 Peraturan DPR tentang Tata Tertib dan melanggar alinea I dan IV Pembukaan UUD 1945 serta Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV tentang Arah Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri yang merumuskan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.

Pasal 292 ayat 1 itu berbunyi: DPR menyusun kode etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap Anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPR.

Politisi PDIP ini juga mengatakan, bantahan Fadli Zon yang menyebut kehadiran mereka bukan memberikan dukungan pada Trump tak bisa dijadikan alasan kuat.

"Mereka harus bijaksana dalam tiap tindakan dan langkah sebagai pimpinan DPR. Di depan masyarakat dunia, mereka adalah representasi dari rakyat Indonesia," tegas Diah. (Mut/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini