Sukses

Tukang Ojek Ki Soleh Takut Senasib Mbah Surip Jadi Paling Hits

Mengapa ia tak ingin bernasib seperti Mbah Surip? Kabar ini pun paling hits.

Liputan6.com, Jakarta - Tarif seikhlasnya yang diterapkan tukang ojek Ki Soleh menyita perhatian. Media pun mengundangnya untuk menjadi tamu di stasiun televisi. Namun ia menolaknya lantaran tak ingin senasib dengan Mbah Surip.

Mengapa ia tak ingin bernasib seperti Mbah Surip? Kabar ini pun menjadi informasi yang paling buat penasaran pecinta Liputan6.com sepanjang Sabtu 5 September 2015. Selain itu ada kabar lainnya yang masuk dalam kategori berita favorit.

Berikut 5 berita paling hits yang dihimpun Liputan6.com, Minggu (6/9/2015):

1. Tukang Ojek Ki Soleh Takut Senasib dengan Mbah Surip

Sejak kisah kebaikannya menyita perhatian netizen, Ki Soleh, tukang ojek dengan 'tarif seikhlasnya' mengaku kebanjiran tamu media, dan undangan agar muncul di stasiun televisi.

Fenomena ini membuat kakek bernama lengkap Sustiarno Soleh ini ketakutan. Warga Jalan Akmalia V II Blok D3B, Bumi Sawangan Indah, Depok itu kewalahan. Waktu istirahatnya tersita untuk meladeni pemburu berita yang tak henti-hentinya mewawancarai dia.

"Saya takut kayak Mbah Surip. Mbah Surip kan meninggalnya karena enggak tidur-tidur," kata Ki Soleh kepada Liputan6.com di kediamannya, Jumat 4 September 2015.

Selain harus wawancara sana-sini, banyak juga penumpang yang menghubungi kakek 9 cucu ini, meminta diantar. Sehingga Ki Soleh jatuh sakit dan libur ngojek.

Selengkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengungsi Suriah

2. Pengungsi Suriah: Kami Pilih Jalan Kaki 200 Km ke Jerman

Setelah berhari-hari tertahan di Stasiun Keleti, Budapest, Hungaria, pencari suaka berjumlah sekitar 1.000 orang memilih untuk berjalan kaki menuju perbatasan Austria menuju Jerman. Pria, wanita, anak-anak dan orang tua membawa barangnya masing-masing menyusuri jalan tol yang panjang. Perjalanan dimulai Sabtu 4 September pagi hari. Matahari terik menemani mereka.

Tidak ada satu pun polisi yang menahan mereka. Aparat keamanan Hungaria hanya membantu mengarahkan ke mana mereka harus berjalan dan mengatur lalu lintas.

"Kami pilih jalan saja. Tak punya pilihan," kata seorang pengungsi pria kepada BBC, Sabtu malam 4 September 2015. Ia telah berjalan hampir 30 km. Berkali-kali harus berhenti beristirahat karena istri dan anaknya.

Selengkapnya.

3. Mengancam Manusia, Burung Magpie Disuntik Mati

Magpie adalah burung asli Australia. Ia menjadi sangat agresif menjelang musim semi dari bulan September hingga pertengahan November. Biasanya burung berwarna hitam dengan garis putih ini hobi menyerang apapun yang bergerak.

Pihak pemerintah biasanya memberi plang tanda di tempat-tempat strategis bertuliskan 'hati-hati sambaran burung.' Para pengendara sepeda diwajibkan memberi tambahan batang-batang di helm mereka, agar tidak diserang Magpie.

Burung-burung ini biasanya hidup bergerombol. Namun, mereka saat menyerang, lebih suka sendiri. Hanya, jangan anggap enteng serangan burung ini. Paruhnya tajam dan kokoh hingga bisa melukai manusia.

Burung bersuara khas ini pada dasarnya baik dan tidak mengganggu. Selama tidak musim semi atau biasa disebut musim berkembang biak. Magpie selalu menganggap apapun yang bergerak adalah ancaman baginya, karena dianggap mau mencuri pasangannya.

Selengkapnya.

3 dari 3 halaman

Ubah Raskin

4. Mensos Khofifah bakal Ubah Raskin Jadi Rastra

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa hari ini akan meninjau langsung gudang beras Bulog di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Peninjauan ini sekaligus kunjungan kerja di beberapa kota di Jawa Timur.

Khofifah mempertanyakan, mengapa masih ada beras untuk rakyat miskin atau raskin yang tidak layak dikonsumsi masyarakat. Untuk itu, dia akan meninjau langsung kesiapan dan ketersediaan gudang beras Bulog dalam memebuhi kebutuhan beras layak konsumsi.

"Saya penasaran betul kenapa ada raskin yang tidak layak konsumsi. Kami akan cek gudang Bulog. Dan sudah mengusulkan untuk diganti menjadi rastra atau beras untuk rakyat sejahtera," ujar Khofifah kepada Liputan6.com menjelang kunjungannya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/9/2015).

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga ini menduga, ada oknum nakal saat penyaluran raskin. Khofifah pun menekankan agar terus mengawal ketat distribusi sampai ke masyarakat agar beras bermutu baik.

Selengkapnya.

5. Komentar Komjen Anang Soal Wacana Revisi UU Narkotika

Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Budi Waseso dalam waktu dekat akan menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Jenderal bintang 3 yang akrab disapa Buwas itu pun sudah mengambil ancang-ancang untuk merevisi Undang-Undang Narkotika terkait rehabilitasi pengguna narkoba.

Komjen Pol Anang Iskandar punya pendapat berbeda. Ia menegaskan rehabilitasi adalah amanat undang-undang.

"‎Mungkin (Komjen Buwas) tidak paham. UU Narkotika itu khusus, mengesampingkan yang bersifat umum. Kita harus utamakan, ini kebijakan negara dan amanat Konvensi 61 (Konvensi Tunggal PBB Tentang Narkotika 1961). Pengguna itu harus dilindungi dan diselamatkan serta direhabilitasi," ucap Anang di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).

Menurut Komjen Anang yang ditunjuk menggantikan Komjen Buwas sebagai Kepala Bareskrim Polri, bila tidak direhabilitasi, maka pengguna narkoba akan merugikan bangsa dan negara. Sebab, hukuman ‎penjara tidak bisa menyembuhkan mereka dari ketergantungan narkoba.

Selengkapnya. (Ali/Nda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.