Sukses

PDIP Kecam Kemunculan Setya Novanto di Kampanye Donald Trump

Adian menilai tindakan Setya Novanto dan Fadli Zon pantas diproses dalam Mahkamah Kehormatan Dewan.

Liputan6.com, Jakarta - Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan, kewarganegaraan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon layak dicabut. Sebab, Indonesia berhak mencabut warga negara rakyatnya bila membela kepentingan asing.

Pernyataan Adian menyusul kehadiran dua petinggi DPR itu saat kampanye capres Amerika Serikat Donald Trump beberapa hari lalu saat kedua politisi itu berkunjung ke New York, AS.

"Kalau ketua DPR berperang untuk kepentingan politik asing untuk kepentingan capres, itu harusnya warga negaranya bisa dicabut," tegas Adian, di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).

"Kalau ada orang lain berperang untuk kepentingan negara itu, dia punya hak cabut warga negaranya. Misal ke Timur Tengah dan berperang untuk warga asing, Indonesia bisa cabut status WNI," tegas dia.

Adian menilai tindakan politisi yang akrab disapa Setnov itu dan Fadli Zon pantas diproses dalam Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), karena melanggar etika. Pimpinan tersebut tidak boleh aktif lagi sebagai anggota dewan, sebelum MKD mengeluarkan putusan.

"Saya berharap pengajuan ke MKD, ada tindakan pra yang dilakukan, yaitu tidak aktifkan sebagai pimpinan dewan. Yang ikut, jangan aktif sampai ada putusan MKD, supaya tidak bisa intervensi keputusan MKD," tegas dia.

Bahkan, anggota Komisi III DPR ini juga menyindir Setya Novanto dan Fadli Zon, dengan mengaitkan ucapan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menyebut anggota dewan kurang pintar.

"Kemarin Fahri Hamzah bilang DPR rada-rada bloon. Nah sekarang ketahuan siapa yang bloon, dipertontonkan lagi di Amerika Serikat. Yang dilakukan seolah-olah saya timses Donald Trump. Pak Prabowo juga saya sayangkan karena salah mengkader orang," kata dia.

Rombongan DPR bertemu dengan calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pada Kamis 3 September 2015. Dalam rombongan itu, ikut serta Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi VII Satya Yudha, dan utusan Presiden Eddy Pratomo.

Tujuan utama rombongan itu adalah hadir dalam Sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parlamentary Union di New York, AS pada 31 Agustus hingga 2 September 2015.

Fadli Zon menyampaikan, pertemuan yang berlangsung pukul 13.00 siang waktu setempat, di Trump Plaza lantai 26, Amerika Serikat ini bersifat informal. Politisi Partai Gerindra itu menyampaikan, pertemuan berlangsung 30 menit. Setelah itu, rombongan DPR diajak menyaksikan konferensi pers yang dilakukan Trump.

Dalam konferensi pers tersebut, Fadli Zon juga sempat menjawab pertanyaan dari wartawan AS, terkait maksud kedatangan rombongan DPR RI. Ia pun menjelaskan maksud kedatangan tidak ada hubungan dengan pemilu yang akan berlangsung di Negeri Paman Sam itu.

"Apa urusannya kita dengan Pilpres AS. Punya suara juga tidak.‎ Saya jawab wartawan AS tadi ya itu terserah warga AS sendiri mau milih siapa. Bagi kami, kami senang pada Presiden AS yang mau berteman dengan Indonesia. Seperti Obama adalah teman Indonesia, juga Trump sekarang pun sebagai pengusaha adalah teman Indonesia," tandas Fadli Zon. (Rmn/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini