Sukses

Matahari Merapat ke Istana

Siang itu, Istana ramai oleh tamu. Kebetulan tengah ada Rapat Paripurna Presiden Jokowi bersama seluruh jajaran menteri Kabinet Kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Siang itu, Istana ramai oleh tamu. Kebetulan tengah ada Rapat Paripurna Presiden Jokowi bersama seluruh jajaran menteri Kabinet Kerja. Di tengah rapat itu, 2 petinggi parpol merapat ke Istana.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Hanura Wiranto. Keduanya tiba di Istana Kepresidenan pada pukul 11.30 WIB. Sempat singgah di kantor Presiden, mereka akhirnya langsung menuju ke Istana Merdeka. ‎

Jarum jam terus bergulir. Hingga pukul 12.50 WIB, pertemuan antara Jokowi, Zulkifli, dan Wiranto masih berlangsung. Tak lama, konferensi pers pun digelar. Sebuah pengumuman disampaikan, PAN partai berlambang matahari terbit memutuskan untuk merapat ke Istana.

Zulkifli menyatakan, partainya akan berlabuh ke sisi pemerintahan Jokowi-JK. Padahal sebelumnya PAN tergabung bersama Koalisi Merah Putih (KMP) dan berada di barisan oposisi.

"PAN menyimpulkan politik kita harus kuat, membantu pemerintah," ucap Zulkifli dalam keterangan persnya usai bertemu Presiden Jokowi di Jakarta pada Rabu 2 September 2015.

"Kami sepakat bulat menyatakan PAN bergabung, kalau sebelumnya mendukung dengan pemerintah untuk menyukseskan seluruh program-program pemerintah."

Presiden Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan usai memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2015). PAN menyatakan resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Keputusan itu pun membuat pasangan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK semringah. Jokowi mengatakan, bergabungnya PAN bersama pemerintah kembali memperkuat persatuan bangsa. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan perekonomian global.

"Saya melihat PAN mengutamakan lebih besar kepentingan negara dan rakyat. Inilah politik kebangsaan," tutur Jokowi.

JK bahkan menyampaikan rasa terima kasihnya. Menurut dia, merapatnya PAN kala itu mampu membawa dampak positif dan dipercaya memperkuat pemerintahan. Menurut dia, hal ini makin meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada lagi koalisi-koalisi seperti Pemilu 2014 lalu.

"‎Kita berterima kasih karena kalau secara angka artinya (dukungan) partai pemerintah sudah 52 persen,‎" kata JK.

Kaget

Sementara itu Zulkifli mengatakan, walau resmi bergabung, PAN tidak langsung membahas pembagian jatah kursi di kabinet. Dia menuturkan, PAN akan komitmen mendukung setiap program pemerintah yang pro-rakyat.

Lalu, apakah PAN juga akan mendeklarasikan diri dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH)? "PAN‎ menilai sudah tidak tepat lagi bicara KMP-KIH. Menghadapi situasi ekonomi yang melambat seperti ini, maka kita harus memperhatikan kepentingan yang lebih besar, kepentingan Indonesia, kepentingan bangsa dan tidak lagi terkotak-kotak," ucap Zulkifli. ‎

Dari Istana, Zulkifli pun beringsut ke Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat untuk menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Keputusan yang disampaikan langsung oleh mulut Zulkifli itu pun langsung menimbulkan reaksi di berbagai kalangan. Termasuk dari KMP.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku tidak percaya dengan kabar tersebut. Menurut dia, PAN masih bergabung dengan KMP atau koalisi di luar pendukung ‎pemerintahan Jokowi-JK.

"Saya enggak percaya," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Senada dengan Fahri, politikus PKS lainnya, Mahfudz Siddiq menyatakan, hingga saat ini KMP masih solid di luar pemerintahan termasuk PAN di dalamnya.

Menurut dia, jika anggota KMP ada perubahan arah politik,‎ maka akan disampaikan dalam forum atau pertemuan antara petinggi KMP.

Hanura Wiranto (ketiga kanan) bersama Presiden Jokowi dan Ketum PAN Zulkifli Hasan memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2015). PAN menyatakan resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara dari kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menyambut positif kabar tersebut. Seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Rio Capella kepada Liputan6.com.

"Kita ucapkan salut dan selamat datang kepada saudaraku dari PAN. Nasdem tentu menyambut baik dengam tangan terbuka, dengan saudara kami dari PAN itu," ucap Rio.

Sedangkan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan, bergabungnya PAN dalam partai pemerintah telah melalui proses mediasi cukup lama.

"Proses mediasinya cukup lama. Dalam hal ini, saya dan Pak Zulkifli memiliki kesamaan pandang tentang Indonesia menghadapi dampak ekonomi global yang kurang menguntungkan," ujar Wiranto.

Meski begitu PAN menolak jika dikatakan sebagai kutu loncat. Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyatakan, julukan itu tak pantas disematkan pada partainya. Sebab, tujuan utama Partai berlambang Matahari ini adalah mengabdi bagi bangsa dan negara.

"Kalau disebut kutu loncat itu salah alamat, salah persepsi," ucap Yandri.

Sementara Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengaku sudah mengetahui tentang rencana bergabungnya partai yang didirikannya dengan pemerintahan pada Selasa 1 September 2015. Menurut dia, untuk menghadapi keadaan krisis ekonomi saat ini diperlukan kekuatan yang lebih besar.

Kekuatan ini guna menghindari kehancuran negara Indonesia dari berbagai masalah Indonesia. Namun, dia mengatakan, jika usai bergabung tetap tidak ada koalisi yang lebih besar, maka PAN tidak perlu ragu untuk keluar dari pemerintahan.

Sebab, kata dia, hal ini bukan hanya soal pembagian kekuasaan semata tapi untuk kepentingan bangsa.

Amien mengatakan, sudah berbicara dengan petinggi KMP sejak lama mengenai kemungkinan bergabung dengan pemerintah. Apalagi, menurut dia, ada kekuatan besar yang mengancam negara ini.

"Sudah saya sampaikan ke Mas Prabowo dan Mas Ical saat saya ceramah di Kahmi dan di beberapa kampus, saat ramadan, mengapa kita tidak membuka komunikasi yang enak dan menguntungkan," kata Amien Rais di kediamannya, Sleman, Yogyakarta, Kamis (3/9/2015).

Apa Kabar KMP?

Sehari berselang setelah pengumuman, para petinggi parpol yang tergabung di KMP menggelar pertemuan tertutup bersama Zulkifli Hasan di Bakrie Tower, Jakarta Selatan pada Kamis (3/9/2015).

Di sana Zulkifli bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun tak ada yang mau buka suara soal isi pembicaraan dalam pertemuan itu.

Ketua umum KMP, Prabowo Subianto saat tiba di Tower Bakri, Jakarta, Kamis, (3/9/2015) Pertemuan para pejabat Koalisi Merah Putih ini membahas persoalan PAN yang keluar dari KMP. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Ketika hari bertambah gelap, mereka pun beringsut ke Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Per‎temuan yang dihadiri petinggi Partai Gerindra, Golkar, dan PAN itu berlangsung tertutup sekitar 2 jam.

Namun lagi-lagi, belum ada penjelasan apa yang mereka bahas dalam pertemuan tersebut.

Selaku tuan rumah, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, pertemuan tersebut hanya sebatas silaturahim antarpengurus parpol anggota KMP. ‎Ia juga menegaskan, pertemuan tidak ada kaitannya dengan sikap PAN yang mendukung pemerintah.

"‎Pertemuan kami adalah silaturahmi antara DPP PKS yang baru dengan rekan-rekan KMP. Jadi acara sudah kami rencanakan jauh hari. Pertemuan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan sikap yang diambil PAN," ujar Sohibul Umam di DPP PKS, Jakarta Selatan. (Ndy/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.