Sukses

Pekanbaru 'Ditelan' Kabut Asap Pekat

Asap di Riau adalah kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan. Sejumlah lahan dan hutan di Riau juga terbakar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kiriman asap kebakaran hutan dan lahan dari provinsi tetangga yang menyelimuti Kota Pekanbaru serta beberapa kabupaten di Riau, kian tebal. Jelang siang, daerah berjuluk Kota Bertuah ini masih gelap. Pekanbaru 'hilang ditelan' kabut asap karena jarak pandang yang pendek.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin mengatakan jarak pandang di Pekanbaru hanya 500 meter. Sementara di Rengat, Indragiri Hulu, hanya 700 meter.

"Jarak pandang paling buruk terjadi di Pelalawan, yang hanya 400 meter. Sedangkan Kota Dumai, jarak pandangnya terpantau hanya 700 meter," sebut Sugarin, Rabu (2/9/2015).

Menurut dia, memburuknya jarak pandang di Kota Pekanbaru dan beberapa daerah lainnya merupakan dampak kebakaran hutan dan lahan yang belum teratasi hingga sekarang.

Pada hari ini, sebut Sugarin, Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 599 titik panas di Pulau Sumatera. Titik panas di Riau sendiri tercatat ada 134 buah yang tersebar di 11 kabupaten dan kota.

"Di Pulau Sumatera, Sumatera Selatan masih mendominasi dengan 220 hotspot. Sedangkan Jambi 169 hotspot, Bangka Belitung 26 hotspot, Sumatera Barat 6 hotspot dan Lampung 4 hotspot," ujar Sugarin.

Sementara di Riau, titik api tersebar di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Dumai, masing-masing 1 hotspot, Rokan Hilir 2 buah, Rohul dan Bengkalis masing-masing 3 hotspot, Siak 4 titik, Kuansing 11 buah, Kampar 13 titik, Indragiri Hulu 21 hotspot, Indragiri Hilir 29 hotspot dan Pelalawan 46 hotspot.

"‎Untuk titik api ada 98 titik,‎ di antaranya Meranti dan Rokan Hilir masing-masing 1 titik, Bengkalis 2, Rokan Hulu dan Siak 3, Kampar dan Kuansing masing-masing 9, Indragiri Hulu 16, dan Indragiri Hilir 24 titik api," sambung Sugarin.

Menurut dia, asap di Riau adalah kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan karena angin mengarah ke Riau. "Hal ini diperparah dengan kebakaran hutan di Riau yang juga memproduksi asap. Jadi kumpul di sini semua. Ditambah lagi angin di Riau kalem atau stagnan, jadi kolam asap," beber Sugarin. (Bob/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini