Sukses

Paus Fransiskus Minta Pelaku Aborsi Dimaafkan Selama Yubelium

Kebijakan ini hanya berlaku sementara selama Tahun Yubelium yang dimulai pada 8 Desember 2015 sampai 20 November 2016.

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus mengatakan pastor Katolik akan diizinkan memaafkan wanita yang melakukan aborsi dan dokter yang melakukan operasi tersebut. Dalam ajaran Katolik, aborsi dipandang sebagai dosa besar.

"Saya telah memutuskan, meskipun ada perbedaan, guna mengizinkan para pastor pada hari ulang tahun untuk menghapuskan dosa aborsi orang yang melakukannya dan juga berusaha mendapatkan maaf," ujar Paus di Vatikan seperti dikutip Reuters, Rabu (2/9/2015).

Meskipun demikian, kebijakan ini hanya berlaku sementara selama Tahun Yubelium yang dimulai pada 8 Desember 2015 sampai 20 November 2016.

Tahun Yubelium adalah salah satu peristiwa paling penting dalam Gereja Katolik yang biasanya terjadi setiap 25 tahun. Namun, awal tahun ini Paus mengumumkan bahwa akan ada Yobel --secara tradisional adalah waktu untuk remisi dan pengampunan-- yang akan berlangsung dari 8 Desember 2015 hingga 20 November 2016. Ini akan dirayakan di keuskupan di seluruh dunia.

Kalau Tahun Yubileum biasa dirayakan setiap 25 tahun, tahun Yubileum luar biasa bisa diumumkan kalau ada peristiwa penting. Yubileum biasa terakhir terjadi pada 2000, sedangkan Yubileum luar biasa diumumkan tahun 1983 oleh Yohanes Paulus II.

Dianggap Sangat Toleran

Paus mengatakan banyak wanita meyakini mereka tidak mempunyai pilihan lain. Dia menambahkan, dirinya bertemu banyak wanita yang menanggung luka dari keputusan yang menyakitkan di dalam hati mereka.

Pelonggaran peraturan dipandang sebagai perubahan besar dalam kebijakan Gereja Katolik, mewakili pandangan Paus yang secara terbuka menunjukkan iba dan belas kasihan.

Paus Fransiskus merupakan paus pertama dari luar Eropa dalam 1.300 tahun terakhir yang dianggap sangat toleran terhadap persoalan tabu. Meskipun demikian, dia tetap menolak untuk mencabut sikap gereja terhadap persoalan memaklumi aborsi.

"Hal ini bukan berarti sebagai upaya meminimalisir dosa (aborsi), tapi untuk memperluas kemungkinan menunjukkan belas kasihan," kata juru bicara Vatikan Pastor Kepala Federico Lombardi. (Ado/Ian)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini