Sukses

Kabut Asap Tebal Ganggu Penerbangan di Bandara SSK II Riau

Pada pagi tadi, Satelit Terra dan Aqua masih mendeteksi 198 sebaran titik panas di Pulau Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti lintasan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, Riau. Akibatnya, maskapai penerbangan Lion Air, Batik Air, dan Garuda mengalami keterlambatan penerbangan, baik kedatangan maupun keberangkatan.

Manager Airport Duty Bandara SSK II Hasnan mengatakan, jarak pandang di lintasan bandara hanya 1 kilometer. Hal ini sudah terjadi sejak pagi dan masih berlangsung sampai sekarang.

"Pada pukul 06.30 WIB tadi, jarak pandang di lintasan bandara hanya 1 kilometer," kata Hasnan, Selasa (1/9/2015).

Sejumlah penumpang pesawat pun mengeluh. Seperti yang disampaikan Fadhli Ibrahim. Pegawai Kejaksaan Tinggi Riau ini mengalami keterlambatan beberapa jam.

"Jadwal penerbangan saya seharusnya pukul 11.00 WIB. Hingga sekarang juga belum terbang. Kata petugas bandara, kami belum bisa terbang karena gangguan cuaca. Apalagi kalau bukan asap," sebut pria yang berencana ke Jakarta ini dengan menggunakan Lion Air.

Pria asal Aceh ini menyebutkan, sejauh ini sudah ada 3 maskapai yang delay atau keterlambatan penerbangan. Selain Lion, ada lagi Batik Air dan Garuda mengalami hal serupa.

"Mudah-mudahan nanti bisa terbang, kalau kabut asapnya sudah reda. Kalau nggak, bisa kacau jadwal kegiatan saya di Jakarta," ujar pria yang bertugas di Seksi Penkum dan Humas Kejati Riau itu.

Pada pagi ini, Satelit Terra dan Aqua masih mendeteksi 198 sebaran titik panas di Pulau Sumatera. 82 titik di antaranya terdapat di Provinsi Riau, dan sisanya menyebar di 5 provinsi lainnya.

"Di Sumatera Utara ada 1 hotspot, Lampung 3 hotspot, Sumbar 7 hotspot, Sumatera Selatan 46 hotspot, dan Jambi 59 hotspot," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.

Akibatnya, Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu, Dumai, Bengkalis, dan Siak juga diselimuti kabut asap. "Asap tersebut, sebagian adalah hasil kiriman dari beberapa provinsi tetangga, dan sisanya hasil pembakaran lahan dan hutan di Riau," tegas Sugarin. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.