Sukses

Gunung Tertinggi di Amerika Serikat Berganti Nama

Tadinya dinamakan Gunung McKinley, diambil dari nama Presiden ke-25 AS, meskipun ia belum pernah menjejakkan kakinya di Alaska.

Liputan6.com, Washington DC - Gunung McKinley, gunung tertinggi di AS yang berada di negara bagian Alaska, secara resmi  memakai kembali  ke nama asli gunung itu, yaitu  Gunung Denali. Pihak Gedung Putih mengumumkan hal itu pada Minggu 30 Agustus 2015 waktu Washington DC, malam menjelang kunjungan Presiden Barack Obama ke Alaska.

"Hari ini, kami secara resmi mengumumkan gunung tersebut bernama Denali, termasuk mengganti di peta dan kepentingan federal lainnya," tulis Menteri Dalam Negeri AS, Sally Jewell di pernyataan resminya, seperti dikutip USA Today.

Gunung ini diberi nama pada tahun 1896 sesuai dengan nama Presiden AS ke-25, William McKinley. Gara-garanya, pada tahun itu, seorang pencari emas di Alaska tengah menerima kabar bahwa McKinley, pembela para pencari emas, dinominasikan sebagai presiden AS.

"Untuk menunjukkan dukungannya, si pencari emas itu memberi julukan puncak Alaska Gunung McKinley-- dan nama itulah yang akhirnya menempel di gunung tersebut," kata pernyataan itu.

Dikembalikannya nama Denali adalah catatan sejarah bagi pemerintahan Obama. Semenjak tahun 1975, Pemerintah Alaska telah membuat petisi untuk menggembalikan nama Denali.

Mereka ingin memulihkan nama asli Alaska serta melestarikan budayanya. Namun, langkah mereka selalu dijegal para senator dari Ohio. Presiden McKinley dahulu adalah senator Ohio dari partai Republik.

Dalam bahasa Athabaskan atau bahasa asli Alaska, Denali berarti "Yang Terbesar".

"Pengembalian nama Denali adalah untuk mengakui status sejarah kepada seluruh generasi suku asli Alaska. Lagi pula, Presiden McKinley tidak pernah dan tidak punya hubungan sejarah apapun dengan gunung tersebut maupun Alaska," kata pernyataan Jewell.

Gunung ini tingginya 6.000 meter di atas permukaan laut. Rencananya, Obama akan menghabiskan waktu 3 hari di Alaska. Ia akan menjadi Presiden AS pertama yang mengungjungi Artik Alaska, lokasi yang paling terkena dampak dari perubahan iklim. (Rie/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.