Sukses

Hujan Mengguyur, Kebakaran Lahan di Kotawaringin Belum Padam

Berdasarkan pantauan satelit, titik panas di Kota Waringan Timur pada Minggu, 30 Agustus 2015, kembali meningkat menjadi 23 titik.

Liputan6.com, Kotawaringin - Beberapa hari terakhir, hujan deras telah mengguyur Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Kendati demikian, kebakaran lahan dan hutan di wilayah tersebut belum sepenuhnya padam.

"Tadi di sisi Jalan Sampit-Kotabesi mulai terlihat lagi asap akibat kebakaran lagi. Hujan beberapa kali terakhir ternyata belum bisa benar-benar memadamkan api. Tanah di sekitar sini kan gambut tebal, jadi apinya sampai ke dalam tanah," ucap seorang warga, Suryadi, di Sampit.

Jika hujan tidak turun, masyarakat khawatir kebakaran lahan kembali marak sehingga menyebabkan kabut asap semakin mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Saat musim kemarau, gambut sangat kering dan mudah terbakar. Kebakaran lahan gambut cukup sulit dipadamkan karena api membakar sampai ke dalam tanah, sehingga api terus menjalar meski di permukaan tanah sudah dipadamkan. Kendala lain, lokasi kebakaran lahan sebagian cukup sulit dijangkau karena jauh dari badan jalan.

Kebakaran lahan di Sampit banyak terjadi di Jalan Tjilik Riwut ruas Sampit-Kotabesi, Jalan Jenderal Sudirman, Pramuka serta jalan lingkar Utara dan Selatan.

Berdasarkan pantauan satelit, titik panas di Kota Waringan Timur pada Minggu 30 Agustus 2015, kembali meningkat menjadi 23 titik.

Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding pada Sabtu 29 Agustus 2015, yang hanya sebanyak tiga titik di mana semuanya terpantau di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

"Hotspot (titik panas) di Kotim terpantau 23 titik. Sebarannya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan 11 titik, Baamang 4 titik, Mentara Hilir Utara 2 titik, Seranau 1 titik dan Teluk Sampit 5 titik," papar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni, seperti dikutip dari antaranews, Senin (31/8/2015).

Masyarakat diingatkan tetap mewaspadai kebakaran lahan dan asap karena potensinya masih cukup tinggi. (Ant/Sun/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini