Sukses

Gembong Curanmor Lampung Tewas Ditembak Polisi

Jika berhasil mencuri, lanjut dia, kelompok Doni menjual motornya kepada penadah yang berada di Bogor dan di Lampung.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menembak mati gembong pencuri sepeda motor asal Lampung Timur yang masuk daftar pencarian orang (DPO), Doni bin Kriah di kamar kontrakannya di Jalan Kebon Anggrek, Fatmawati, Jakarta Selatan, dini hari Jumat 28 Agustus 2015. Saat diringkus, Doni sedang bersama anak buahnya Suni Alamsyah alias Pempen.

"2 tersangka kita temukan di kontrakannya di Jakarta Selatan. Kemudian pada saat pengembangan, DN hendak melukai petugas dan melawan sehingga diberi tindakan tegas," ujar Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso di Mapolda Metro Jaya, Jumat.

Jasad Doni kemudian disemayamkan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk menjalani proses otopsi. Selain tembakan mematikan kepada tersangka Doni, anggota juga membidik kaki kanan Pempen.

Kejahatan kelompok Doni sangat meresahkan masyarakat karena mereka selalu membawa senjata api saat beraksi. Jika aksinya diketahui warga, Doni tak segan menembak korbannya.

"DN pernah menembak warga hingga menimbulkan luka tembak di bagian rusuk korban. Ciri kelompok Lampung itu melakukan ranmor roda dua di tempat sepi tapi selalu bawa senpi. Jika nanti ketahuan, langsung tembak. Prinsip mereka kill or to be kill," terang Eko.

Jika berhasil mencuri, lanjut dia, kelompok Doni menjual motornya kepada penadah yang berada di Bogor dan di Lampung. Serah terima motor curian itu dilakukan di sekitar Kampung Rambutan atau Mal Graha Cijantung.

Polisi Buru Doni Setahun Lebih

Tak mudah bagi kepolisian untuk menangkap Doni. Eko mengaku butuh waktu setahun untuk menemukan sang kapten kelompok pencuri ranmor bersenpi ini. "Hasil analisa dari berbagai TKP, LP, analisa locus, tempus hampir 1 tahun lebih," ungkap dia.

Keterangan yang didapat polisi, tambah Eko, Doni merupakan anak buah dari pembegal asal Lampung bernama Juwandi dan Andreas Sofyan alias Lemos. Kedua bos besarnya pun berakhir dengan cara yang sama, ditembak polisi dan tewas.

Sementara anak buah Doni, Pempen mengungkapkan usai Lemos dan Juwandi tewas, Doni menggantikan posisi Lemos sebagai pimpinan kelompok.

"Lemos tewas, posisi kapten digantikan DN. Dia rekrut anggota baru, si Suni ini baru 2 bulan ikut (Doni) dan kita juga masih mengejar anggota kelompok ini dengan inisial AK dan IS," kata Eko.

Dia menambahkan sepucuk senjata api rakitan jenis revolver, 6 butir peluru aktif, kunci letter T, dan 8 anak kunci letter T yang biasa digunakan untuk menjebol kontak motor disita polisi dari lokasi penangkapan Doni.

"Keterangan anak buahnya, senpi ini dibeli dari Jabung, Lampung Timur," tutup Eko. (Ado/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.