Liputan6.com, Seoul - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian di Seoul, Korea Selatan. Dalam pidatonya, ia menyebut ideologi ekstrem dalam merusak perdamaian di suatu kawasan.
"Harmoni atau konflik dapat menjadi buruk jika terdapat ideologi ekstrem di kawasan itu," kata pria yang akrab disapa JK di Hotel Grand Intercontinental, Seoul, Jumat (28/8/2015).
Baca Juga
Lawan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Ternyata Punya Harga Pasar Fantastis
Terkait Daud Kim, Ayana Moon Wanti-Wanti di Korsel Tak Boleh Galang Dana ke Rekening Pribadi Sambil Bawa Nama Islam
Kronologi Park Boram Meninggal Dunia, Main ke Rumah Teman Lalu Ditemukan Tak Sadar di Kamar Kecil
JK mendapat undangan untuk menjadi pembicara utama dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Federasi Perdamaian Universal pada 28 Agustus 2015.
Advertisement
Konflik di sejumlah wilayah di dunia ini, kata dia, tidak dapat mudah diselesaikan karena beberapa upaya penyelesaiannya menggunakan kekerasan maupun senjata.Â
Dalam pidatonya, JK juga menyinggung aksi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Gerakan itu hadir akibat kekosongan pemerintahan di sejumlah negara Timur Tengah sehingga kelompok radikal mencoba menguasai kepemimpinan.
"Apa yang terjadi, kenapa ISIS menghancurkan negara itu, ada alasannya. Masalah ekonomi, sosial, dan sumber daya alam adalah satu hal yang biasa menjadi isu utama dalam konflik dunia," kata dia.
JK menambahkan hal yang dibutuhkan adalah melakukan harmonisasi kepada sesama manusia dan negara untuk menghindari konflik bersenjata.
"Tanpa harmoni, suatu negara mudah dihancurkan, dan itulah yang memicu perang. Perang adalah akhir perdamaian, sama seperti perdamaian adalah akhir dari peperangan. Namun perdamaian tetap lebih baik dari perang," jelas dia.
JK menegaskan perang menyebabkan masyarakat menderita khususnya perempuan dan anak-anak.
"Karena tanpa harmoni dapat menyebabkan peperangan sehingga dapat menyebabkan kemiskinan dan ketidakharmonisan. Saya harap kedamaian dan harmoni menjadi tujuan bersama," ucap sang Wapres.
Dalam kunjungannya ke Seoul, JK juga melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha asal Negeri Ginseng untuk mendorong investasi mereka di Indonesia.
Sejumlah perusahaan Korsel yang telah diterima oleh JK antara lain Posco, Hyosung, Hanwha, LSIS, Green Cross, Samsung Electronics, Kepco.
Selain itu, Wapres juga menemui Perdana Menteri Korsel Hwang Kyo-ahn dan menerima Menteri Perdagangan, Industri serta Energi Yoon Sang-jik membahas potensi investasi dan peningkatan kuota tenaga kerja Indonesia di Korea Selatan. (Ant/Ali/Yus)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.