Sukses

Pakistan dan India Gagal Berunding

Kedua negara sama-sama memberikan prasyarat pertemuan yang tidak bisa diterima satu sama lain.

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan bersejarah National Security Advisors (NSA) antara India dan Pakistan seharusnya terjadi pada 24 Agustus 2015 lalu. Namun, kali ini dibatalkan.

Menjelang pertemuan pada Minggu 23 Agustus, kedua negara gagal menyepakati agenda pertemuan karena masing-masing negara menetapkan 'prasyarat'.

"India telah meminta Pakistan bahwa tidak sepantasnya Sartaj Aziz untuk bertemu perwakilan Hurriyat dalam pertemuannya di India nanti," kata juru bicara Kementerian Luar Negari Vikas Swarup dalam keterangan persnya seperti dikutip dari ABC.

Swarup juga menambahkan India hanya akan membicarakan masalah terorime di kedua negara tersebut.

Sebaliknya pihak Pakistan 'prasyarat' yang diberikan India sangat tidak mungkin. "Persyaratan ini sebelumnya tidak ada. Ini sama saja membatasi agenda pertemuan, siapa saja yang berhak hadir di pertemuan itu," kata Sartaj Aziz, penasihat Keamanan dan Luar Negeri untuk Perdana Menteri Pakistan, seperti dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta yang diterima oleh Liputan6.com.

Aziz juga keberatan atas pernyataan India yang mengatakan bahwa Pakistan 'memaksakan' agenda pertemuan ini semata isu Kashmir.

"Sangat menggelikan bahwa India tidak melihat realitas sesungguhnya, bahwa Pakistan tidak hanya sekedar kepemimpinan politik saja, tapi kami juga memberi dukungan hak-hak yang seharusnya dimiliki Khasmir."

"Pakistan juga masih bersiap ke New Delhi untuk pertemuan NSA selama tidak ada prasyarat," kata Sartaj Aziz dalam akhir keterangan persnya,

Permusuhan antara Pakistan dan India terjadi semenjak 1947 di mana Kashmir menjadi wilayah yang saling mereka perebutkan.

Ini bukan kali pertama kedua negara yang bersitegang membatalkan agenda pertemuan. Satu tahun lalu, pembatalan serupa terjadi dengan masalah yang sama, kedua belah negara tidak berhasil membawa agenda Kashmir ke dalam diskusi. (Rie/Ein)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini