Sukses

Usut Kartel Garam, Polda Metro Geledah PT Unichem di Sidoarjo

Unichem merupakan salah satu perusahaan importir garam terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Surabaya - Satgas Kartel Garam Polda Metro Jaya menggeledah kantor PT Unichem Candi Indonesia di Jalan Raya Candi, Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Unichem merupakan salah satu perusahaan importir garam terbesar di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Importir Pengguna Garam Indonesia (AIPGI).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti selaku koordinator Satgas Kartel Garam memimpin langsung penggeledahan ini. Penggeledahan dilakukan sebagai tindak lanjut dari nyanyian Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemendag) nonaktif Partogi Pangaribuan saat ditetapkan sebagai tersangka suap dan gratifikasi.

Partogi mengaku uang US$ 20.000 yang disita polisi dari saku celana stafnya, Ronald, merupakan 'pelicin' dari PT Unichem saat acara pengukuhan kepengurusan AIPGI di Hotel Pullman pada Febuari lalu.

"Dari nyanyian Partogi itu kita selidiki ada permainan kuota garam melibatkan beberapa perusahaan Tujuh Samurai yang disebut Bu Susi (Menteri Kelautan Perikanan)," ujar Krishna.

Keterangan Partogi itu senada dengan temuan Satgas Lidik Dwelling Time Polda Metro Jaya saat menggeledah kantor Kementerian Perindustrian. Tim menemukan surat permohonan kuota garam impor dari PT Unichem Candi Indonesia yang janggal.

Dalam satu hari, Unichem mengajukan dua surat permohonan dengan nomor yang sama tetapi kuota impor yang berbeda.

"Jadi ada dua surat permohonan kuota impor dengan nomor surat sama, tetapi jumlah kuota yang diajukan berbeda. Yang satu 60.000 ton per tahun dan satu lagi 82.500 ton per tahun," jelas Krishna.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, polisi memeriksa sejumlah ruangan penting di kantor sekaligus pabrik garam Unichem ini. Yaitu ruang supply chain, ruang petinggi perusahaan bernama Rahardjo, ruang sinoma group, ruang accounting, area produksi garam dan area gudang. (Ali/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini